Enam Alasan Untuk Beralih Dari Mikrofon Wireless Analog Menjadi Digital

Enam Alasan Untuk Beralih Dari Mikrofon Wireless Analog Menjadi Digital

Jakarta, GayaTekno.id – Suara yang terdengar tentu saja adalah analog, tapi bukan berarti kamu dan audiens harus menolak banyak manfaat dari mikrofon nirkabel digital.

Dalam kondisi tertentu, mungkin penting untuk akhirnya beralih dari analog ke digital. Berikut adalah enam alasan untuk beralih dari mikrofon wireless analog menjadi digital

Audio lebih jernih

​Seperti yang mungkin pernah kamu dengar, sistem digital tidak memerlukan compander (gabungan kompresor/expander).

Pada mikrofon analog wireless, compander akan memadatkan sinyal audio, mengangkatnya ke atas tingkat noise transmisi RF, dan memperluasnya lagi pada receiver untuk menciptakan kembali sinyal audio yang asli.

Sayangnya, pengurangan noise ini bukanlah proses noiseless, dan kamu mungkin mendengar compander seperti memompa, bernapas, atau mendesis.

Sistem digital tanpa compander tidak hanya akan meningkatkan kualitas audio secara signifikan untuk para audiens, namun juga akan membantu kamu mendengarkan suara kamu sendiri saat tampil dengan lebih jelas melalui sistem monitor.

Fitur intelligent switching lebih beragam

​Sebuah fenomena yang disebut “fading” adalah musuh alami dari setiap transmisi mikrofon wireless. Artinya, sinyal mikrofon bisa menjadi kuat di satu titik tertentu, namun menjadi sangat lemah di titik lain, sehingga sinyal yang dipantulkan menghentikan sinyal direct antara mikrofon wireless dan receiver-nya.

Ketika kamu benar-benar melampaui batas, sistem mikrofon digital yang bagus seperti Evolution Wireless Digital dari Sennheiser dapat memberikan keajaiban untuk membantu Anda tetap “on air”: keragaman intelligent switching yang beragam, equalizer channel RF, koreksi kesalahan, dan bahkan error concealment akan menjaga sinyal tetap utuh sehingga rasa percaya diri kamu tetap tinggi.

Lebih komersial

​Spektrum wireless merupakan sumber daya yang dimiliki bersama dan semakin menyusut serta populasinya sangat padat dan tidak hanya oleh mikrofon namun juga oleh banyak alat produksi lainnya.

Di suatu festival atau venue, pengelola frekuensi bertanggung jawab menangani semua urusan frekuensi. Ketika Anda hadir menggunakan sistem mikrofon analog, beban kerja pengelola frekuensi akan bertambah, karena perlu menghitung “intermodulation products”.

Pada dasarnya, hal ini adalah emisi tidak berguna yang terjadi ketika beberapa mikrofon wireless digunakan di atas panggung.

Tahukah kamu bahwa 32 channel wireless analog dapat menghasilkan 16.000 produk intermodulasi atau sumber noise?

Misalnya, ketika frekuensi yang tersedia pada acara yang besar benar-benar langka, pengelola frekuensi mungkin tidak dapat menyesuaikan peralatan analog, dan pertunjukan panggung kamu yang enerjik mungkin akan terhambat oleh mikrofon kabel.

Namun, mikrofon wireless digital yang bagus seperti Evolution Wireless Digital dari Sennheiser membuat pekerjaan pengelola frekuensi lebih mudah.

Ini hanya akan memancarkan frekuensi pembawanya saja dan tidak ada produk intermodulasi yang mengganggu dan menempati spektrum tambahan.

Frekuensi transmisi cukup ditempatkan bersebelahan secara berkala, sedangkan dengan wireless analog, pengelola frekuensi harus menangani semua frekuensi intermodulasi yang dihasilkan dari mikrofon.

Oleh karena itu, wireless digital membebaskan spektrum untuk link audio tambahan atau peralatan produksi wireless lainnya, dan ruang inilah yang paling dibutuhkan oleh para pengelola frekuensi.

Pengaturan lebih mudah

Jika kamu juga berperan sebagai teknisi suara untuk band, kamu pasti tahu betapa sulitnya mengatur audio.

Dengan sistem digital seperti Evolution Wireless Digital dari Sennheiser, sebuah aplikasi akan membimbing kamu melalui beberapa langkah mudah hingga kamu siap untuk tampil dalam sekejap pada frekuensi profesional TV-UHF.

Channel luas​

​Mungkin beberapa orang bertanya, “Tapi jika suatu frekuensi itu bebas, mengapa saya harus khawatir mengganggu peralatan band lain?”.

Alasan yang mengkhawatirkan ini disebut produk intermodulasi. Secara sederhana: Jika terdapat lebih dari satu mikrofon wireless analog di atas panggung, mikrofon wireless tersebut akan memancarkan beberapa frekuensi RF dan bukan hanya frekuensi yang kamu pilih untuk mentransmisikan audio.

Hal yang sama terjadi jika sebuah mikrofon wireless terlalu dekat dengan receiver, seperti paket in-ear monitoring, misalnya.

Frekuensi tambahan yang pada dasarnya tidak berguna ini disebut produk intermodulasi. Mereka dapat mengganggu mikrofon wireless lainnya, atau dalam hal ini perangkat in-ear, dan memakan ruang spektrum.

Dengan mikrofon analog, dan sayangnya juga banyak mikrofon digital, kamu akan selalu menghadapi masalah produk intermodulasi.

Namun, beberapa sistem digital yang canggih seperti Evolution Wireless Digital dari Sennheiser tidak menghasilkan produk intermodulasi.

Hal ini membuat semuanya menjadi sangat sederhana untuk penampilan band berikutnya: kamu atau teknisi venue dapat dengan mudah memilih channel yang bebas dan tidak perlu khawatir tentang apapun.

Tidak ada produk intermodulasi, tidak ada gangguan, dan kamu juga telah menghemat ruang spektrum yang berharga.

Komposisi audio pas

Gain mungkin menjadi salah satu masalah yang paling diremehkan saat mengatur mikrofon wireless. Saat mengatur gain, kamu menentukan seberapa sensitif mikrofon.

Jika kamu berteriak ke dalam mikrofon dan gain-nya terlalu tinggi, suara kamu akan terdengar buruk dan audio akan mengalami clipping.

Jika suara pelan dan gain terlalu rendah, tidak ada yang akan mendengar kamu di tengah suara backline yang kuat. Kabar baiknya adalah Evolution Wireless Digital dari Sennheiser ini memiliki rentang dinamis input penuh sebesar 134 dB, bahkan melebihi rentang dinamis sebagian besar kapsul mikrofon.

Berpindah ke mikrofon wireless digital yang bagus dapat membantu meningkatkan performa kamu dalam banyak cara. Pilihlah sistem mikrofon yang bekerja pada frekuensi UHF yang andal jika kamu ingin membawa musik ke atas panggung.

Gemilang Biru Angkasa
Sepintar-pintar tupai meloncat, akhirnya loncat juga!