Jakarta, GayaTekno.id – Kalender tahun 2025 segera menemui ujungnya. Awal 2025 pun menjadi misteri yang akan dihadapi, termasuk dalam sektor industri gadget.
Bicara tentang tren gadget 2025, sejumlah pakar teknologi membagikan pandangannya dalam sesi diskusi di sela-sela perhelatan Selular Editor’s Choice 2024 yang berlangsung di Jakarta Selatan pada Selasa (17/12/2024).
“Kami ingin memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para brand maupun industri yang telah mengeluarkan produk-produk terbaik mereka di Indonesia untuk memberikan kemanfaatan yang luar biasa kepada masyarakat,” ujar CEO sekaligus Editor in Chief Selular, Uday Rayana.
Program Selular Editor’s Choice sendiri telah berlangsung sejak tanggal 11 Desember dengan mengeluarkan artikel-artikel produk yang menjadi jawara di setiap kategori. Secara keseluruhan, terdapat 24 kategori yang disajikan dalam periode 11 – 16 Desember 2024.
Mengusung tema “Menelisik Trend Pasar dan Teknologi di Tengah Upaya Pemulihan Ekonomi”, tiga pengamat teknologi yakni Felix Limanjaya, Commercial Director for Tech and Durables, NielsenIQ Ind Pic Tema Talkshow, Tjandra Lianto, Direktur Marketing Niko Electronic dan Didin Nasirudin, Pengamat Teknologi & Geopolitik/Managing Director Bening Communication turut menyampaikan pendapatnya.
Dalam acara diskusi tersebut, Felix mengatakan ada upaya tarikan supaya dunia gadget dan consumer electronics dapat bergairah kembali di tahun 2025.
Pasalnya, pada semester kedua tahun 2024 ini, Indonesia mengalami deflasi, di mana permintaan pasar berkurang yang membuat anjloknya harga.
“Tetapi pada akhir tahun 2024 ada tarikan yang membuat produk gadget dan consumer electronics menggeliat lagi. Menurut saya, dengan banyaknya produk yang industri luncurkan pada 2025 masih akan membuat pasar masih bagus,” ujar Felix.
Sementara itu, Direktur Marketing Niko Electronic, Tjandra Lianto menerangkan akan ada tujuh faktor yang akan membuat pasar gadget dan consumer electronic makin ramai di tahun 2025.
Ketujuh faktor itu yakni kecerdasan buatan, integrasi realitas virtual dan augmented, desain yang lebih inovatif, konektivitas internet semakin cepat, daya dan baterai yang lebih efisien, keamanan dan privasi yang lebih baik, integrasi dengan ekosistem IoT, pengalaman yang lebih personal dan adaptif.
“Kecerdasan buatan saat ini sudah digunakan di semua industri dan bidang. Mulai dari gadget hingga mobil saat ini sudah menggunakan teknologi AI dan sudah ada mobil maupun taksi tanpa pengemudi. Dengan masifnya AI akan membuat gadget maupun consumer electronics akan semakin menggeliat,” jelasnya.
Sementara itu, Pengamat Teknologi & Geopolitik/Managing Director Bening Communication, Didin Nasirudin mengatakan jika kebijakan pemerintah Indonesia hingga situasi geopolitik akan mempengaruhi pasar gadget dan consumer electronics.
Kebijakan dalam negeri misalnya kenaikan pajak penambahan nilai atau PPN 12% hingga terpilihnya lagi Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat juga akan mempengaruhi pasar.
“Trump mengatakan akan memberikan sanksi kepada negara BRICS yang bertansaksi tanpa menggunakan Dollar Amerika Serikat. Hal ini akan membuat nilai tukar Dollar akan naik dan tentu harga barang juga menjadi naik,” jelasnya. Sementara itu, Pemerintah Indonesia harus berani lebih menekan kebijakan impor dan membuat aturan yang membuat pasar semakin bergairah lagi,” tandasnya.
Setelah panel diskusi berakhir, beberapa model smartphone, laptop, smart TV, dan perangkat elektronik konsumen lainnya juga diberikan apresiasi oleh pihak penyelenggara.
Berikan Komentar