Jakarta, GayaTekno.id – Nintendo baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka tengah secara aktif menilai dampak dari tarif impor baru yang diberlakukan oleh pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah komando Presiden Donald Trump.
Pasalnya, produk konsol terbaru mereka, khususnya Nintendo Switch 2, akan terkena dampak kebijakan baru tarif impor AS.
Sebagaimana dikutip dari TechCrunch pada Selasa (8/4/2025), tarif ini menargetkan barang-barang yang diimpor dari beberapa negara Asia, termasuk China (54%), Vietnam (46%), dan Kamboja (49%), yang merupakan lokasi utama produksi perangkat Nintendo.
Dampak pada Produksi dan Penetapan Harga
Meskipun Nintendo telah memindahkan sebagian besar produksinya dari China ke negara-negara lain seperti Vietnam dan Kamboja untuk mengurangi risiko geopolitik, tarif baru ini tetap mempengaruhi rantai pasokan mereka.
Presiden Nintendo of America, Doug Bowser, menyatakan bahwa perusahaan tidak mempertimbangkan potensi tarif ini saat menetapkan harga awal untuk Switch 2, yang diumumkan seharga $449,99 atau setara Rp 7,6 jutaan.
Namun, dengan adanya ketetapan tarif baru, Nintendo menunda pre-order Nintendo Switch 2 di AS yang semula dijadwalkan pada 9 April 2025, untuk mengevaluasi dampaknya terhadap strategi penetapan harga dan kondisi pasar.
Fitur Nintendo Switch 2
Terlepas dari penundaan pre order akibat kebijakan tarif impor AS yang naik, fitur Nintendo Switch 2 menawarkan berbagai peningkatan signifikan dibanding pendahulunya.
Penintakatan termasuk layar LCD yang lebih besar, peningkatan performa internal, dan desain ulang pada kontroler Joy-Con.
Selain itu, beberapa judul game untuk konsol ini, seperti Mario Kart World, dibanderol dengan harga $79,99 atau sekitar Rp 1,3 jutaan, mencerminkan peningkatan biaya produksi dan pengembangan.
Strategi dan Tanggapan Nintendo
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh tarif ini, Nintendo telah mengadopsi strategi diversifikasi produksi dengan memindahkan sebagian manufaktur ke Vietnam dan Kamboja.
Langkah ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada satu lokasi produksi dan memitigasi risiko yang terkait dengan kebijakan perdagangan internasional.
Presiden Nintendo, Shuntaro Furukawa, menekankan bahwa perusahaan sedang memantau situasi ini dengan cermat dan akan menyesuaikan strategi mereka sesuai kebutuhan untuk meminimalkan dampak finansial.
Maka dari itu, pemberlakuan tarif impor baru oleh pemerintah AS menimbulkan tantangan signifikan bagi Nintendo, terutama menjelang peluncuran Nintendo Switch 2.
Perusahaan kini fokus pada penilaian dampak tarif tersebut dan mempertimbangkan penyesuaian strategi produksi dan penetapan harga untuk memastikan produk mereka tetap kompetitif di pasar AS.
Berikan Komentar