Jakarta, GayaTekno.id – Beberapa sektor industri, seperti keuangan, mengalami lonjakan inovasi fintech, dengan pertumbuhan enam kali lipat selama 10 tahun terakhir.
Dari hanya 51 pemain aktif pada 2011, perlahan penyedia layanan finansial berbasis teknologi ini meroket hingga menjadi 334 pada tahun 2022.
Meskipun pertumbuhan ini memberikan kontribusi ekonomi yang luar biasa bagi Indonesia, sektor-sektor ini juga menjadi semakin rentan terhadap serangan siber karena mendukung operasi melalui beragam platform pengguna.
Sehubungan dengan ancaman siber yang menargetkan industri keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan Pedoman Keamanan Siber (Cybersecurity Guidelines) yang dirancang khusus untuk Penyelenggara Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK).
Pedoman ini mencakup strategi reaktif dan proaktif untuk memastikan keamanan siber menjadi bagian krusial dari ekosistem ITSK.
Adi Rusli, Country Manager, Indonesia, Palo Alto Networks memberikan komentarnya tentang bagaimana perusahaan dapat melindungi diri mereka dari ancaman yang terus berkembang.
“Saat ini, memastikan keamanan sistem keuangan tidak hanya berupa bagian dari persyaratan teknis, namun telah menjadi bagian tanggung jawab bersama dari semua pihak terlibat yang bergantung pada layanan ini,” ujar Adi dalam keterangan resminya pada Kamis (17/10/2024).
Menurut Adi, seiring dengan percepatan digitalisasi di sektor Perbankan, Layanan Keuangan, dan Asuransi (BFSI), hal ini selain memberikan manfaat juga turut meningkatkan risiko keamanan siber.
Oleh karena itu, langkah-langkah keamanan siber yang kuat sangat penting untuk melindungi ekosistem keuangan, di samping komitmen yang kuat dari semua pemangku kepentingan untuk menghindari gangguan.
Sektor-sektor penting seperti sektor jasa keuangan memiliki permukaan serangan yang terus berkembang, dengan lebih dari 200 perkembangan layanan baru setiap bulannya, berdasarkan data yang diterima dari Unit 42 Attack Surface Threat Report baru-baru ini.
“Hal ini semakin menyoroti pentingnya visibilitas yang berkelanjutan di seluruh ekosistem,” lanjut Adi.
Di sisi lain, Pedoman Keamanan Siber Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang baru saja diluncurkan untuk Penyedia Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK) bukan hanya sekadar peraturan dan merupakan sebuah langkah proaktif yang penting untuk mengamankan ekosistem keuangan digital Indonesia.
Pedoman ini menekankan pentingnya kolaborasi dan information sharing di antara para pemangku kepentingan di sektor keuangan.
“Palo Alto Networks siap mendukung ekosistem BFSI di Indonesia serta turut menghadirkan beragam informasi dan solusi keamanan siber yang mumpuni bagi industri ini. Kami sepenuhnya mendukung inisiatif ini, yang sejalan dengan kerangka kerja keamanan siber kami sendiri yang dirancang untuk menyederhanakan kompleksitas bagi para penyedia ITSK,” jelas Adi.
Adi berpendapat, hal ini semakin menekankan pola pikir yang sangat diperlukan untuk senantiasa selangkah lebih maju dalam menghadapi para pelaku ancaman melalui penerapan kemampuan AI.
Sejalan dengan pedoman OJK, dengan memanfaatkan teknologi canggih seperti Palo Alto Networks Precision AI, yang mengintegrasikan kekuatan Machine Learning, Deep Learning, dan GenAI, Adi mengatakan bahwa hal ini dapat membantu organisasi untuk meningkatkan deteksi, pencegahan, dan respons terhadap ancaman, sambil tetap berpegang pada prinsip-prinsip Zero Trust untuk meminimalisir risiko ancaman.
“Bersama-sama, kami berkomitmen untuk membangun masa depan digital yang lebih aman dan tangguh bagi ekosistem/lanskap keuangan digital Indonesia untuk semua,” pungkas Adi.
Berikan Komentar