Jakarta, GayaTekno.id – Setelah diluncurkan pada Mei 2023, Bersama Digital Data Centres (BDDC) membuktikan komitmennya dalam memperkuat infrastruktur digital dan interkonektivitas dengan ekosistem digital terintegrasi.
Hal ini terlihat ketika BDDC menggelar seremoni penyelesaian pembangunan (topping off) BDDC JST1 (Jakarta Selatan-Timur).
Berlokasi di Jalan Otto Iskandardinata, Jakarta Timur, data center tier IV ini merupakan pusat interkonektivitas dengan ekosistem digital terintegrasi yang mampu memperkuat infrastruktur digital sebagai kebutuhan penting bagi berbagai sektor industri di Indonesia.
Rupanya, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyambut baik kehadiran perusahaan swasta seperti BDDC dalam menumbuhkan potensi ekonomi baru dalam rangka akselerasi transformasi digital nasional.
Bahkan, Menkominfo menilai upaya BDDC ini dapat membantu pemerintah dalam pembangunan Pusat Data Nasional (PDN).
“Di saat bersamaan, tentu pemerintah mendukung tumbuhnya industri pusat data yang dilakukan pihak swasta, termasuk Bersama Digital Data Centres (BDDC),” ujar Menteri Budi di BDDC-JST1 Jakarta Timur pada Selasa (21/11/2023).
Pada kesempatan yang sama, Presiden Komisaris BDDC Setyanto Hantoro menjelaskan bahwa topping off BDDC JST1 menjadi kesempatan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong percepatan pertumbuhan industri pusat data di Indonesia.
Anto juga berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekosistem digital seiring dengan pertumbuhan digitalisasi di Indonesia yang sangat pesat.
“Ke depannya, rencana penyelesaian pembangunan untuk BDDC JST2 akan semakin memperkuat posisi mereka sebagai pusat interkonektivitas terbesar di Indonesia,” tambah pria yang karib disapa Anto tersebut.
Di sisi lain, survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan bahwa penetrasi internet di Indonesia telah mencapai lebih dari 215 juta jiwa dari total populasi sebesar lebih dari 275 juta jiwa pada tahun 2023.
Dalam skala yang lebih luas, pemanfaatan dan peran pusat data dalam kota kini telah menjadi prioritas utama pada banyak industri, khususnya pada perusahaan global dan lokal berbasis penyedia layanan cloud, perusahaan teknologi, dan berbagai industri lainnya yang masuk ke dunia digital seperti industri finansial, bank, perusahaan asuransi, minyak dan gas, logistik, manufacturing, dan lain-lain.
Perusahaan – perusahaan ini secara langsung memiliki aplikasi untuk end user atau menggunakan data storage, processing, atau layanan transfer.
APJII mencatat, saat ini penggunaan paling tinggi adalah streaming, social media, cloud, dan artificial intelligence (AI). Seluruh aktivitas digital di berbagai industri ini memiliki kebutuhan pusat data yang memiliki reliabilitas yang tinggi, terlebih lagi untuk industri finansial.
Maka dari itu, kebutuhan akan infrastruktur digital, seperti data center, menjadi semakin krusial sebagai dampak transisi ke ekonomi digital.
“Kehadiran pusat data baru akan membantu mematangkan ekosistem digital khususnya melalui peningkatan kapasitas yang terukur dari skalanya,” sambung Anto.
Sekadar informasi, dalam praktik bisnisnya, BDDC senantiasa menjaga keberlanjutan dengan prinsip Environmental, Social,dan Governance (ESG). Keunggulan utama layanan pusat data tier IV yang disediakan oleh BDDC adalah Interconnectivity, Scalability, Reliability, dan Sustainability.
Sedangkan di belakang layar, BDDC ditopang oleh Bersama Digital Infrastructure Asia (BDIA) yang terdiri dari Provident Capital (Provident), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (Saratoga), dan Macquarie Asset Management.
Dukungan dari perusahaan investasi akan memperkuat posisi BDDC yang diproyeksikan sebagai pusat data dalam kota terbesar di Indonesia.
“Setelah topping off ini, BDDC akan terus fokus dalam pengembangan dua situs yang sudah ada, dan terbuka terhadap peluang kerjasama dengan berbagai pihak khususnya penyedia konektivitas global dan lokal,” pungkas Anto.
