Jakarta, GayaTekno.id – Sebuah keputusan berat akan segera diambil oleh Volkswagen.
Pasalnya, produsen mobil ikonik itu dikabarkan akan menutup pabrik VW di Jerman. Padahal, pabrik tersebut merupakan pusat distributor mobil VW di Benua Biru.
Volkswagen terakhir kali menutup pabriknya pada tahun 1988. Namun, CEO Volkswagen Oliver Blume, sedang mempertimbangkan untuk menutup pabrik di Jerman, sebuah langkah yang akan menghadapi banyak tentangan dari serikat pekerja.
Menurut laporan Arena EV yang dikutip pada Rabu (11/9/2024), VW menghadapi banyak persaingan kendaraan listrik dari Tiongkok, dan permintaan kendaraan listrik yang melambat juga turut menambah beban kerugian perusahaan.
Dengan mempertimbangkan tantangan ini, Blume mungkin akan mengikuti jejak para bos VW terdahulu, yakni mengajukan penutupan pabrik.
Bahkan jika dia benar-benar melakukan rencana tersebut, peluang VW untuk dapat merealisasikan penutupan pabrik cukup tipis, mengingat setengah dari dewan pengawas VW merupakan serikat buruh.
Agar rencana pabrik VW tutup ini berjalan dengan mulus, dua pertiga dewan pengurus harus memberikan lampu hijau.
“Mungkin ada jalan keluar, misalnya saja undang-undang tentang masalah ini menetapkan bahwa mayoritas dua pertiga diperlukan untuk pembangunan dan relokasi fasilitas produksi,” ujar Blume.
Di sisi lain, manajemen VW bisa saja berargumen bahwa penutupan bukanlah salah satu dari kedua hal tersebut, dan perwakilan serikat pekerja pasti akan membantah dengan mengatakan bahwa penutupan sama saja dengan relokasi dari sudut pandang pekerja yang terdampak.
Selain itu, masalah ini juga semakin kusut karena aturan internal VW yang rumit, mengingat negara bagian Niedersachsen di Jerman masih mempertahankan 20% hak suara sehingga masih dapat memberikan penolakan terhadap penutupan pabrik VW.
Sekadar informasi, VW saat ini masih tertinggal dari jadwal program pemangkasan biaya perusahaan sebesar 10 miliar Euro.
Tapi di sisi lain, mereka juga menginvestasikan 5 miliar dollar AS di Rivian dan 700 juta dollar AS guna menjaga kemitraannya dengan perusahaan kendaraan listrik asal Tiongkok, Xpeng.
Semua investasi ini perlu didanai dari suatu tempat, dan tentu saja pemangkasan biaya yang dicapai dengan menutup pabrik-pabrik berbiaya tinggi di Jerman dapat sangat membantu finansial perusahaan.
Berikan Komentar