Jakarta, GayaTekno.id – Kondisi kurang baik sepertinya tengah menghampiri Stellantis. Selain penjualan merek Dodge dan Jeep di Amerika anjlok, nasib merek yang mereka impor dari Italia, yaitu Fiat, juga tidak jauh lebih baik.
Dampaknya, Stellantis hari ini mengumumkan untuk memperpanjang durasi penangguhan produksi Fiat 500e bertenaga listrik hingga 1 November mendatang karena permintaan pasar yang begitu rendah.
Mulanya, grup otomotif tersebut menghentikan produksi Fiat 500 EV pada tanggal 12 September lalu, kemudian berencana untuk menghentikan produksi mobil di pabrik Mirafiori, Italia selama empat minggu. Tapi kini, masa penghentian produksi telah diperpanjang selama tiga minggu ke depan.
Keputusan tersebut, menurut laporan Reuters yang dikutip pada Jumat (4/10/2024), muncul bersamaan dengan pernyataan perusahaan yang menjelaskan kepada serikat pekerja bahwa pasar mobil listrik di Eropa sedang berasa dalam masalah besar.
Meskipun produksi dihentikan, Fiat 500 versi mobil listrik masih jauh dari kata mati. Pasalnya, Stellantis masih mempertahankan rencananya untuk menginvestasikan lebih dari USD 110 juta untuk mobil tersebut dalam dua tahun ke depan, guna mendanai pengembangan versi hibrida bertenaga gas yang akan hadir tahun depan, lalu diharapkan dapat membalikkan arah angin pada jajaran mobil listrik murni yang permintaannya terus menurun.
Sebagai perbandingan, Stellantis hanya menjual 470 Fiat 500e di Amerika pada paruh pertama tahun 2024. Sedangkan pada tahun 2012 yang menjadi tahun penjualan terbaiknya, perusahaan tersebut berhasil menjual 46.999 unit Fiat 500 generasi terakhir.
Bahkan pada tahun 2020, setelah mobil tersebut dihentikan produksinya di Amerika Utara, Stellantis masih berhasil menjual 674 unit. Maka dari itu, jika melihat pasar saat ini, Stellantis melihatnya sebagai situasi yang tidak masuk akal.
Namun jika dilihat dari kacamata konsumen, dengan harga Fiat 500e yang dibanderol mulai dari USD 34.095, kendaraan listrik mungil ini hanya sanggup mengantarkan pengemudi hingga 149 mil dalam sekali pengisian daya.
Padahal dengan harga yang sama, konsumen dapat membeli Hyundai Kona listrik dengan ruang kabin yang jauh lebih besar dan jarak tempuh tambahan sejauh 120 mil. Singkatnya, Fiat tidak kompetitif.
Maka dari itu, sebagian pengamat menilai bahwa kebijakan Stellantis yang akan membuat Fiat 500 bertenaga gas merupakan langkah ke arah yang benar, tapi cenderung telat untuk dilakukan.
At least, semoga perusahaan tersebut dapat menemukan jalan keluar dari lubang yang sebetulnya telah mereka gali sendiri.
Berikan Komentar