Jakarta, GayaTekno.id – Sebagai salah satu panggung otomotif terbesar di tanah air, Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 menjadi momen tepat bagi para produsen mobil untuk memamerkan inovasi terbarunya.
Seperti yang ditunjukkan oleh produsen kendaraan listrik asal Tiongkok, BYD, yang memperkenalkan model bahasa besar atau LLM yang tengah naik daun, DeepSeek, yang ditanamkan pada sedan listrik BYD Sealion 7.
Ya, BYD menggandeng DeepSeek dalam pengembangan teknologi otonom baru mereka, yakni “God’s Eye”. God’s Eye ini merupakan teknologi Advanced Driver Assistance System (ADAS).
Narendro Bawono Cahyolaksono, Product Planning Assistant Manager BYD Indonesia menjelaskan bahwa God’s Eye dirancang untuk menganalisis kebiasaan mengemudi pengendara, sehingga dapat merekomendasikan solusi berkendara terbaik demi kenyamanan dan keamanan ketika menunggangi BYD Sealion 7.
“Sistem DeepSeek itu kan sebetulnya mempelajari keadaan di sekitar. Jadi kalau misalnya nanti iterasinya makin banyak berarti kan nanti dia semakin banyak ketemu permasalahan. Nemu permasalahan berarti kan udah banyak solusinya,” kata Narendro kepada awak media dalam sesi TechAuto Talk di IIMS, Jakarta, pada Senin (17/2/2025).
Namun, Narendro belum bisa membahas teknologi ini lebih lanjut karena masih dalam pengembangan.
Meski demikian, fitur ini telah diumumkan secara global. Mengutip laporan dari Arena EV, secara keseluruhan, sistem “God’s Eye” hadir dalam tiga tingkatan, masing-masing dirancang untuk memenuhi kebutuhan berbagai segmen pasar.
Pertama, ada God’s Eye C. Sistem tingkat pemula ini ditujukan untuk kendaraan BYD yang lebih terjangkau, seperti hatchback Seagull yang harganya mulai dari RMB 69.800 (sekitar €8.610).
Model lain seperti Qin Plus DM-i dan Seal 05 DM-i juga akan dilengkapi dengan sistem ini. Meskipun terjangkau, “God’s Eye C” dilengkapi dengan kluster tiga kamera, 12 kamera tambahan, lima radar mmWave, dan 12 sensor ultrasonik, serta didukung oleh DiPilot 100 dengan daya komputasi 100 TOPS.
Kedua, God’s Eye B. Sistem ini lebih maju dan menggunakan sensor LiDAR untuk meningkatkan persepsi lingkungan. “God’s Eye B” akan dipasang di kendaraan Denza dan Fang Cheng Bao, serta beberapa model andalan BYD. Sistem ini didukung oleh DiPilot 300 dengan daya komputasi 300 TOPS.
Lalu yang ketiga, God’s Eye A. Sebagai sistem paling canggih, “God’s Eye A” menggunakan tiga sensor LiDAR dan didukung oleh DiPilot 600 dengan daya komputasi 600 TOPS. Sistem ini akan menjadi andalan merek mewah BYD, Yangwang.
Salah satu elemen kunci dari sistem “God’s Eye” adalah arsitektur Xuanji yang dikembangkan sendiri oleh BYD. Arsitektur ini menggabungkan prosesor pusat, AI berbasis cloud, AI sisi kendaraan, Internet of Vehicles, jaringan 5G dan satelit, serta empat rantai utama: sensor, kontrol, data, dan mekanis. Arsitektur ini juga terhubung dengan Deepseek R1 LLM, yang semakin meningkatkan kemampuan AI sistem.
Dari segi fungsionalitas, “God’s Eye A” dan “God’s Eye B” mendukung pengemudian otomatis baik di dalam kota maupun di jalan raya.
Sementara itu, “God’s Eye C” saat ini hanya menawarkan pengemudian otomatis di jalan raya, dengan fungsionalitas dalam kota yang direncanakan akan diperbarui melalui pembaruan over-the-air (OTA) di masa mendatang.
Mana dari itu, peluncuran sistem “God’s Eye” oleh BYD tidak hanya menegaskan posisi perusahaan sebagai pemimpin dalam industri kendaraan listrik, tetapi juga membuka akses teknologi canggih kepada konsumen dengan anggaran terbatas.
Dengan menghadirkan fitur-fitur yang sebelumnya hanya tersedia di kendaraan premium ke model yang lebih terjangkau, BYD berpotensi mengubah lanskap pasar kendaraan listrik global.
Dengan komitmen kuat terhadap inovasi dan aksesibilitas, BYD terus membuktikan bahwa masa depan mobilitas cerdas dan ramah lingkungan tidak harus mahal.
Dengan demikian, sistem “God’s Eye” adalah bukti nyata dari visi tersebut, dan langkah ini mungkin akan memicu persaingan yang lebih ketat di industri otomotif global.
Berikan Komentar