Jakarta, GayaTekno.id – Berkat torsi yang tersebar luas di rentang putaran mesin, kendaraan listrik tidak memerlukan transmisi multi-gigi seperti mobil berbahan bakar bensin.
Namun, menemukan keseimbangan sempurna antara kemampuan manuver pada kecepatan rendah, akselerasi kuat, dan efisiensi pada kecepatan tinggi itu sulit. Produsen harus berkompromi setidaknya di salah satu area ini.
Maka dari itu, Porsche memasang kotak roda gigi dua transmisi untuk motor belakang Taycan, sehingga dapat meningkatkan akselerasi saat start dan efisiensi kecepatan tinggi. Meski berhasil, cara seperti ini menambah kerumitan dan biaya produksi yang tinggi, sehingga mempengaruhi harga jual mobil listrik.
Tak ingin mengalami nasib serupa, Kia memiliki pendekatan yang sangat berbeda terhadap hal ini yang tidak memerlukan beberapa rasio roda gigi, dan ini adalah solusi rekayasa cerdas yang memulai debutnya di kendaraan listrik terbesar perusahaan tersebut, yakni Kia EV9.
Rahasia mesin Kia EV9 dibongkar akun YouTube Munro Live. Ia membongkar EV9 dan memeriksa cara kerja internal motornya, lalu menemukan beberapa inovasi yang tidak dimiliki Kia listrik lainnya.
Ternyata, motor ini memiliki dua tahap proses transmisi, yang dapat beralih dari konfigurasi Wye ke Delta dengan cepat, sehingga unit ini memiliki dua karakter kemudi yang sangat berbeda.
Wye dan Delta merujuk pada cara ujung-ujung dari tiga lilitan motor dihubungkan: disambung di ujung atau disatukan menjadi satu titik.
Saat motor dalam mode Wye, motor akan membatasi seberapa banyak daya yang digunakan dan dengan demikian meningkatkan efisiensi.
Beralih ke Delta, mode ini memberi pengendara daya yang lebih baik dan efisiensi kecepatan tinggi, yang pada dasarnya membuka potensi penuh motor tetapi juga membuatnya lebih efisien pada kecepatan tinggi dibandingkan dengan mode Wye.
Prinsip-prinsip ini bukanlah hal baru bagi kendaraan listrik, tetapi kemampuan unit penggerak EV9 untuk beralih dari satu mode ke mode lain dengan cepat menjadikannya istimewa.
Kia, entah bagaimana berhasil melakukannya, dan mungkin akan diterapkan pada kendaraan listrik lainnya.
Setelah ditelusuri, motor pada mesin Kia EV9 rupanya dibuat oleh Vitesco, karena memiliki perbedaan yang mencolok, yaitu stator kini memiliki enam sambungan, bukan empat sambungan seperti pada Hyundai Ioniq 5.
Inovasi ini menunjukkan betapa canggihnya teknologi kendaraan listrik Hyundai-Kia dan bagaimana perusahaan ini berusaha untuk tetap menjadi yang terdepan di pasar mobil listrik.
Selain itu, sebagian besar kendaraan listrik Hyundai dan Kia beroperasi pada tegangan 800 volt, bukan 400 volt seperti pada mobil listrik lainnya.
Kendaraan yang dibuat berdasarkan platform E-GMP ini sebenarnya menggunakan motor belakang untuk menaikkan tegangan ke kisaran 800 volt.
Hal ini sekaligus menghilangkan kebutuhan akan induktor terpisah, sementara kumparan motor berfungsi untuk tujuan yang sama. Oleh sebab itu, konsumsi daya kendaraan listrik buatan kedua perusahaan asal Korea Selatan itu terbilang irit.
Berikan Komentar