Review Film Miller’s Girl, Kisah Terlarang Guru dan Murid

Review film Miller's Girl

Jakarta, GayaTekno.id – Setelah tampil memukau dalam serial “Wednesday”, aktris Jenna Ortega kembali berakting dalam film layar lebar bertajuk Miller’s Girl.

Kali ini, aktris berdarah Latin itu dipasangkan dengan aktor kawakan yang terkenal lewat saga Lord of The Rings, Martin Freeman.

Sinopsis Film Miller’s Girl

Alur cerita film Miller’s Girl berpusat pada Cairo Sweet, diperankan oleh Jenna Ortega, seorang remaja yang tinggal sendirian di sebuah rumah besar di Tennessee karena orang tuanya yang sibuk bekerja di luar negeri.

Dia mengisi kekosongannya dengan membaca dan menulis, dan menjadi antusias ketika bertemu dengan guru penulisan kreatifnya, Jonathan Miller, yang diperankan oleh aktor Martin Freeman.

Hubungan antara Cairo dan Jonathan berkembang dari sekadar mentor dan murid menjadi sesuatu yang lebih rumit dan kontroversial.

Film ini mengeksplorasi dinamika hubungan mereka dan bagaimana hal itu mempengaruhi kehidupan pribadi dan kreativitas Cairo.

“Miller’s Girl” menawarkan dialog yang cerdas dan puitis, serta premis yang menggelitik tentang hubungan yang tidak pantas dan proses kreatif.

Meskipun mungkin kontroversial bagi beberapa penonton, film ini memberikan pandangan yang mendalam tentang bagaimana pengalaman hidup dapat menginspirasi dan mengubah seseorang.

Ulasan

Film ini dipenuhi dengan dialog yang ingin terdengar cerdas dan puitis, namun bagi sebagian penonton mungkin terasa membosankan dan membingungkan.

Premis yang ditawarkan oleh film ini sebenarnya menggelitik, meskipun mungkin ada penonton yang merasa tidak nyaman dengan hubungan antara sosok guru yang semestinya digugu dan ditiru dengan murid yang terpaut usia lebih dari tiga dekade.

Sinopsis film Miller's Girl

Di sisi lain, Miller’s Girl menampilkan drama romantis yang berani dan berisiko, mengangkat hubungan cinta berbahaya antara guru SMA dan muridnya.

Jenna Ortega terbilang cukup berani mengambil peran Cairo yang memiliki persona pintar, sekaligus erotis.

Meski tidak menampilkan ketelanjangan yang vulgar, namun Miller’s Girl menyajikan banyak adegan dan dialog sugestif yang mengarah ke pornografi, sehingga mendapatkan rating usia 18 tahun ke atas.

Secara keseluruhan, review film Miller’s Girl memicu diskusi dan refleksi tentang batasan dalam hubungan guru dan murid, serta bagaimana pengalaman hidup dapat menginspirasi dan mengubah seseorang.

Meskipun mungkin kontroversial bagi beberapa penonton, film ini menawarkan pandangan yang mendalam tentang dinamika hubungan yang rumit dan proses kreatif.

Tivan Rahmat
The advance of technology is based on making it fit in so that you don't really even notice it, so it's part of everyday life