Jakarta, GayaTekno.id – Meski sudah mengantongi ribuan katalog dengan beragam judul, film horor tetap seksi bagi para penonton yang tengah mencari adrenalin dari teror yang ada dalamnya.
Latar belakang film horor pun banyak macamnya, tapi hanya sedikit sineas Hollywood yang berani mengangkat kisah horor yang premisnya berasal dari okultisme Yahudi.
Sebut saja Possession (2012) yang menghadirkan iblis ‘dybbuk’, lalu ada The Golem (2018), The Vigil (2019), Lullaby (2022) yang memunculkan iblis Lilith, dan teranyar The Offering yang kini sedang tayang di bioskop.
Nah, kali ini GayaTekno.id akan membahas film yang namanya terakhir disebut dalam review film The Offering berikut ini.
Sinopsis
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, The Offering merupakan film bergenre horor, misteri, dan thriller yang mengambil premis dari okultisme Yahudi, meskipun latar waktu yang dihadirkan adalah masa sekarang.
Film ini disutradarai oleh Oliver Park, yang juga menyutradarai serial horor Strange Events pada 2014. Di atas pentas, The Offering dibintangi oleh Nick Blood, Emily Wiseman, Allan Corduner, dan Paul Kaye.
Sinopsis film The Offering sebenarnya berangkat dari sebuah cerita kuno kaum Yahudi tentang makhluk gaib yang biasanya digambarkan sebagai iblis “Pengambil Anak” bernama Abyzou.
Fokus film ini berkisah tentang Art (Nick Blood) yang kembali ke rumah sang ayah bersama istrinya, Claire (Emily Wiseman) yang tengah hamil.
Pasangan suami istri tersebut bermaksud menemui ayah Art yang bernama Saul (Allan Corduner), seorang petugas rumah duka yang juga dijadikan sebagai kediamannya.
Mulanya, Art berharap kedatangannya bersama sang istri bisa memperbaiki hubungannya dengan sang ayah yang kerap bersimpang pendapat dengannya.
Suatu ketika, Saul menerima mayat teman baiknya yang menjadi korban pembunuhan secara misterius. Tanpa diduga, mayat tersebut membawa iblis kuno dari kepercayaan Yahudi yang mengancam nyawa para penghuni rumah, termasuk jabang bayi yang dikandung oleh Claire.
Bagaimana kelanjutan kisahnya? Saksikan film The Offering yang sedang tayang di bioskop XXI terdekat di kota kamu.
Ulasan
Cerita film The Offering awalnya membosankan karena sepertiga durasi diisi oleh drama keluarga, sehingga nyaris keluar dari konteksnya sebagai film horor Hollywood. Padahal, durasi film The Offering tak sampai dua jam, lebih tepatnya hanya 94 menit.
Untungnya, tim di belakang layar benar-benar bisa membangun atmosfer menyeramkan, mengingat sebagian besar pengambilan adegan film ini berada di dalam rumah duka, yang di atas kertas sangat mewakili film bernuansa horor.
Pintarnya lagi, sutradara Oliver Park piawai dalam menempatkan pencahayaan redup (low key) sehingga adegan yang ditayangkan dipenuhi siluet dan bayangan, yang jelas dapat membangun suasana dan mood yang mencekam sekaligus penuh penasaran kepada penonton.
Pencahayaan yang redup juga dikombinasikan pula dengan visual yang suram, palet warna yang diredam dan efek suara yang penuh bisikan menghasilkan penggambaran yang efektif dari sisi gelap mitologi Yahudi yang mengerikan, sehingga efek jumpscares yang ditimbulkan begitu menguras adrenalin.
Selain itu, The Offering juga menampilkan peran yang kompeten dan sukses merepresenrasikan karakter ‘cacat’ yang berurusan dengan keyakinan mereka, trauma terhadap masa lalu, hingga pertautan yang terikat dengan keluarga, dan komunitas minoritas dalam sebuah lingkungan modern.
Seandainya drama keluarga yang ada di sepertiga awal film ini dialihkan untuk mengurai lebih jauh tentang iblis Abyzou, film The Offering mungkin akan punya nilai lebih dari sekadar film horor terbaru semata.
Berikan Komentar