Review Film The Professor and The Mad Man, Cerita Besar Dibalik Penyusunan Kamus Bahasa Inggris

Review film The Professor and the Madman

Jakarta, GayaTekno.id – Bayangkan jija kamu jadi profesor yang diberi tugas untuk membuat kamus terbesar sepanjang sejarah bahasa Inggris.

Kamu harus mengumpulkan, mengurutkan, dan menjelaskan arti jutaan kata yang pernah dipakai dalam bahasa Inggris, dari zaman kuno sampai modern.

Terdengar mustahil, kan? Itulah yang dialami James Murray, seorang profesor yang memimpin proyek penyusunan Oxford English Dictionary (OED). Dia paham benar jika tugas ini bakal makan waktu bertahun-tahun, atau bahkan mungkin seumur hidupnya.

Di tengah kesibukannya mengurus proyek raksasa ini, Murray tiba-tiba menerima ribuan kontribusi definisi kata dari seseorang yang nggak dia kenal: Dr. William Chester Minor.

Awalnya, Murray merasa ini berkah tak terduga. Siapa nih yang dengan rajinnya ngirim definisi kata-kata yang sulit dan langka? Minor bukan hanya sekadar pengirim definisi biasa. Definisi-definisi yang dia kirim sangat detail, akurat, dan terkadang lebih baik dari sumber lain.

Namun, ada hal yang lebih mengejutkan lagi. Saat Murray mencari tahu lebih lanjut tentang pria ini, dia menemukan fakta yang luar biasa. Minor bukanlah seorang ahli bahasa atau akademisi seperti dirinya. Dia seorang pasien di rumah sakit jiwa.

Dr. William Chester Minor, dokter bedah yang terjebak dalam delusi, dipenjara karena dianggap berbahaya, ternyata menjadi salah satu kontributor terbesar bagi kamus paling penting di dunia.

Nah, sinopsis film The Professor and the Madman menggali lebih dalam cerita ini. Di satu sisi, ada James Murray (diperankan oleh Mel Gibson), si profesor cerdas yang berdedikasi, memimpin proyek penyusunan OED dengan tim kecil yang tekun.

Di sisi lain, ada William Chester Minor (diperankan oleh Sean Penn), seorang dokter yang jenius tapi tersiksa oleh penyakit mental. Meski terisolasi di rumah sakit jiwa, Minor menemukan pelarian dan makna hidupnya dengan terlibat dalam proyek besar ini.

Coba kamu bayangkan perasaan Murray ketika akhirnya bertemu Minor dan tahu latar belakang pria yang sudah membantu mempercepat penyusunan OED. Bagaimana bisa orang yang hidup di dunia delusi berkontribusi sebesar itu dalam proyek ilmiah?

Pertemuan antara si profesor dan ‘orang gila’ ini jadi momen penting yang membuktikan bahwa kejeniusan bisa muncul dari tempat yang paling tak terduga.

Tanpa kerjasama tak lazim ini, mungkin kamus Oxford English Dictionary tidak akan selesai dalam waktu yang relatif cepat. Mungkin juga, kamus itu tidak akan seteliti dan seakurat yang ada seperti sekarang ini.

Kolaborasi antara Murray dan Minor menjadi bukti bahwa kejeniusan tidak selalu datang dari tempat yang ideal. Bahkan di tengah kegilaan, ada kecemerlangan yang bisa mengubah dunia.

Alur cerita film The Professor and the Madman bukan sekadar soal penyusunan kamus, tapi juga tentang bagaimana dua orang dari dunia yang berbeda bisa saling melengkapi.

Kepada penonton, si profesor dan si orang gila ini adalah bukti bahwa setiap orang punya potensi luar biasa, bahkan di saat-saat terberat dalam hidup mereka.

Gemilang Biru Angkasa
Sepintar-pintar tupai meloncat, akhirnya loncat juga!