GayaTekno.id – Misi pesawat nirawak Chang’e 6 yang diluncurkan oleh Tiongkok telah membawa kembali sampel dari sisi jauh Bulan, memberikan wawasan baru tentang asal-usul satelit alami Bumi ini.
Analisis awal menunjukkan bahwa Bulan kemungkinan terbentuk dari puing-puing yang dihasilkan oleh tabrakan dahsyat antara Bumi muda dan protoplanet seukuran Mars sekitar 4,5 miliar tahun lalu.
Perbedaan Kandungan Air di Mantel Bulan
Studi terhadap sampel yang dikumpulkan dari Basin Kutub Selatan–Aitken (SPA) di sisi jauh Bulan mengungkapkan bahwa mantel di area ini memiliki kandungan air yang lebih rendah dibandingkan dengan sisi dekat Bulan.
Temuan ini konsisten dengan model yang memprediksi bahwa setelah tabrakan raksasa, mantel di sisi jauh Bulan akan memiliki kandungan air yang lebih sedikit.
Peran Thorium sebagai Indikator
Kandungan thorium di permukaan Bulan digunakan sebagai indikator untuk memperkirakan kandungan air dalam mantel.
Thorium cenderung tetap dalam magma selama proses pelelehan, sehingga daerah dengan kandungan thorium tinggi menunjukkan aktivitas vulkanik masa lalu yang signifikan.
Sisi dekat Bulan memiliki konsentrasi thorium yang lebih tinggi, mencerminkan sejarah vulkaniknya yang lebih aktif dibandingkan dengan sisi jauh.
Implikasi Terhadap Teori Pembentukan Bulan
Penemuan ini mendukung hipotesis bahwa Bulan terbentuk dari material yang terlempar akibat tabrakan antara Bumi dan protoplanet lain.
Perbedaan komposisi antara sisi dekat dan sisi jauh Bulan dapat dijelaskan oleh distribusi panas dan material pasca-tabrakan, di mana sisi dekat menerima lebih banyak panas dari Bumi yang masih panas, mempengaruhi aktivitas geologisnya.
Langkah Selanjutnya dalam Penelitian
Sampel yang dibawa kembali oleh Chang’e 6 menawarkan kesempatan unik untuk memahami lebih dalam sejarah geologis Bulan dan proses pembentukannya.
Penelitian lanjutan akan difokuskan pada analisis isotop dan mineralogi untuk mengungkap detail lebih lanjut tentang evolusi Bulan dan hubungannya dengan Bumi.
Secara keseluruhan, misi Chang’e 6 telah memberikan kontribusi signifikan dalam menjawab pertanyaan lama tentang asal-usul Bulan, memperkuat teori bahwa satelit ini merupakan hasil dari peristiwa tabrakan kosmik yang monumental.
