GayaTekno.id – Melalui konferensi pers virtual, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menegaskan kembali keyakninan bahwa Satelit SATRIA-1 akan tetap ditempatkan sesuai dengan orbit 146BT.
“Dengan demikian, kita semua masih yakin bahwa Satelit Satria Satu akan ditempatkan di orbit sesuai tambahan waktu penempatan yang diminta oleh Indonesia,” ujarnya.
Meskipun demikian, selain meminta perpanjangan waktu, menurut Menteri Johnny, Indonesia juga telah mempersiapkan langkah alternatif agar orbit satelit 146BT tetap bisa digunakan Indonesia.
“Selain memohon perpanjangan waktu Indonesia juga mempersiapkan langkah-langkah alternatif untuk memastikan orbit satelit itu tetap bisa digunakan. Salah satu yang telah dilakukan oleh Kementerian Kominfo adalah beberapa langkah alternatif,” ungkapnya.
Langkah alternatif pertama menurut Menteri Kominfo, Indonesia telah memiliki back up filing satelit yang sudah didaftarkan di ITU sebagai cadangan.
“Nusantara PE1-A, apabila filing satelit PSN-146E tidak dapat digunakan lagi. Mudah-mudahan hal ini tetap masih bisa kita gunakan karena itu biasa terjadi di dalam industri ini,” tegasnya.
Menurut Menteri Johhny, proses pendaftaran dan penyelesaian koordinasi sudah dijalankan sejak lama. “Sehingga masalah koordinasi yang krusial dengan negara-negara yang diwajibkan, banyak yang telah diselesaikan,” tandasnya.
Adapun langkah alternatif kedua yang disiapkan Kementerian Kominfo menurut Menteri Johnny, operator Satelit Indonesia dapat menyewa dan menempatkan Satelitte Floater dalam jangka waktu tertentu di slot orbit PSN 146-E untuk memenuhi kewajiban regulasi ITU. “Dengan demikian, filing PSN 146 E akan tepat tetap terjaga keberadaannya dan dapat digunakan oleh Satelit SATRIA-1,” tegasnya.
Menteri Kominfo menegaskan kembali tiga langkah yang disiapkan Indonesia untuk mengantisipasi pengunduran jadwal peluncuran akibat pandemi Covid-19. “Jadi, ada tiga langkah yang dilakukan oleh Indonesia, yang pertama sebagaimana biasanya melakukan usulan perpanjangan waktu penempatan satelit di orbit melalui argumentasi keadaan kahar atau force majeur dengan permohonan perpanjangan waktu 14 bulan, walaupun proses produksi kita bisa meletakkannya pada kuartal keempat tahun 2023,” jelasnya.
Adapun langkah kedua, menurut Menteri Johnny degan menyediakan back up filing satelit yang sudah disiapkan, “Dan yang ketiga menempatkan satelitte floater yang biasa juga digunakan di industri ini,” tambahnya.
Dengan tiga langkah itu, Menteri Kominfo menyatakan pengadaan dan penempatan Satelit SATRIA-1 dapat berlangsung baik.
“Kepada masyarakat Indonesia, dapat saya sampaikan bahwa proses pengadaan dan penempatan Satelit SATRIA-1 berjalan seperti biasanya dan progresnya dari waktu ke waktu berkembang dengan baik,” tegasnya.
Satelit SATRIA-1 sangat strategis untuk Indonesia. Menurut Menteri Johnny Satelit Satria Satu dengan kapasitas 150 GB per second merupakan salah satu satelit terbesar di Asia yang digunakan melakukan percepatan digitalisasi di Indonesia.
“Untuk kepentingan Indonesia, satelit ini akan digunakan untuk pelayanan wi-fi di 150.000 titik layanan publik di seluruh Indonesia. Termasuk 93.900 titik layanan pendidikan untuk kepentingan pendidikan di Indonesia. Dan sisanya untuk kepentingan pelayanan pemerintahan sampai di tingkat desa dan mendukung kegiatan Kamtibmas di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Di akhir konferensi pers virtual, Menteri Kominfo mengklarifikasi adanya berita berkaitan dengan penolakan oleh ITU terhadap usulan Indonesia untuk penempatan Satelit SATRIA-1 di orbit satelit 146E.
Berikan Komentar