Jakarta, GayaTekno.id – Teknologi yang lebih cerdas dan terintegrasi telah mengubah banyak hal, mulai dari perangkat seluler di tangan kita hingga cara kita berkolaborasi dengan kolega atau bahkan membeli bahan makanan.
Saat kecerdasan buatan dan edge computing berkembang, hal tersebut menghadirkan kekuatan dan efisiensi pada banyak industri dan aktivitas didalamnya, sehingga kami melihat perubahan luar biasa sedang terjadi.
Lantas, teknologi apa yang akan muncul pada tahun 2023 (dan selanjutnya)? Kejutan apa yang akan ada di hadapan kita dan hal apa yang berhubungan dengan teknologi yang terus berkembang pesat?
Berikut ini prediksi tren teknologi tahun 2023 yang diharapkan akan mengubah dunia.
Teknologi Holografik
Dalam dunia kerja hybrid saat ini, teknologi akan meningkat dengan menghadirkan peserta meeting dalam format “holografik” sehingga merasa hampir sama nyatanya dengan hadir secara langsung.
Teknologi yang dapat menyatukan tim, bahkan ketika mereka bekerja antar benua, akan semakin penting di tempat kerja hybrid, jarak jauh, dan meningkatkan fungsi ruang kerja global di masa depan.
Untuk presentasi, peluncuran produk atau pertemuan dengan organisasi lain, AR dan mixed reality akan menawarkan cara baru bagi organisasi untuk membuat dampak, dengan ‘hologram’ seukuran aslinya yang dapat berinteraksi dengan objek virtual (misalnya, untuk memamerkan prototipe baru), atau untuk jelajahi ‘digital twin’’ dari objek dunia nyata).
Metaverse akan mengubah cara bekerja
Metaverse akan semakin menjadi seperti realita. Hal ini tentunya bukan tentang kartun avatar dan games. Sebaliknya, perkembangan teknologi metaverse akan didorong oleh dunia kerja, bukan dunia game.
Lebih dari setengah orang dewasa yang bekerja di Singapura menurut Studi Metaverse dan Hybrid Work meyakini bahwa pemberi kerja mereka memiliki keahlian untuk memungkinkan pekerjaan di lakukan di metaverse akan terus berkembang setiap harinya.
Maka dari itu, kita mungkin akan berada di sebuah tahap yang setara dengan World Wide Web pada pertengahan abad 90-an dalam hal evolusi metaverse, dan kini perubahan besar sudah dekat.
Dalam praktiknya, para pekerja akan belajar untuk berkolaborasi, berbagi, dan bekerja di ruang imersif yang disebut sebagai Enterprise Metaverse, yang akan mendorong adopsi teknologi.
Alih-alih game seperti simulator penerbangan, Enterprise Simulator justru akan menjadi ‘simulator pekerjaan’ – pelatihan imersif yang mendorong adopsi metaverse.
Proses belanja semakin cerdas
Kecerdasan buatan akan semakin membentuk dunia di sekitar kita dan mempercepat aktivitas sehari-hari seperti berbelanja, yang menghasilkan USD 1,1 triliun dalam penjualan tahunan di Jepang, menurut catatan Statista.
Dalam waktu dekat, server dapat menganalisis beberapa tangkapan video dari kamera di gang-gang toko untuk melihat barang dalam jumlah besar dipindahkan pada saat yang sama, dan memantau pengiriman ke toko untuk memastikan bahwa inventaris tetap terjaga.
Hal ini akan memungkinkan toko melacak barang dengan lebih efisien, lebih cepat menyesuaikan penawaran dan permintaan, hingga meningkatkan margin keuntungan bahkan memastikan pelanggan mendapatkan apa yang mereka bayar.
Saat pelanggan ‘mengklik dan membeli’, kamera AI akan mengawasi dengan cermat untuk memastikan mereka mendapatkan apa yang mereka pesan, menghilangkan bagian proses yang menjengkelkan dari pengalaman berbelanja modern dan melakukan checkout sendiri.
Sistem Smart City akan ditenagai dengan Multi-access edge computing (MEC)
Di masa depan, kamera cerdas akan membantu dalam mengelola kemacetan di ‘smart cities’, mengurangi polusi, dan kecelakaan di jalan raya – dan server edge computing akan memungkinkan segalanya mulai dari pengajaran holografik hingga augmented reality shopping.
Mengapa Edge Computing? Multi-access edge computing (MEC) memungkinkan permintaan layanan teknologi diproses secara langsung di smart city itu sendiri, daripada harus melakukan perjalanan ke pusat data, dapat dipahami bahwa kebutuhan itu akan dapat dijawab dalam hitungan detik.
Dalam bahasa sederhana, MEC dapat membantu menangani sejumlah data sharing yang besar. Bahkan di masa depan, edge computing bahkan dapat membantu perkotaan mencapai target polusi dengan mengontrol lampu lalu lintas sehingga mobil dapat berkendara dengan menghemat bahan bakar lebih efisien.
Pekerjaan Hybrid akan memungkinkan teknologi baru
Survei Statista 2022 terhadap karyawan di Asia Pasifik, 66% mengatakan mereka menginginkan pengaturan kerja secara hybrid di masa depan, dengan hanya 11% yang lebih memilih bekerja langsung di kantor.
Cara masyarakat bekerja telah berubah selamanya, dan di ruang kerja hybrid baru di masa depan, cara perusahaan menggunakan teknologi juga akan berubah.
Perlahan tapi pasti, perusahaan mulai melakukan peralihan ke teknologi seperti sensor cerdas, dan perpindahan untuk menyewa segala sesuatu mulai dari perangkat keras hingga pengalaman di kantor itu sendiri.
Dari sudut pandang ekonomi, hal ini akan memotong biaya overhead untuk bisnis terbaru, memungkinkan perusahaan yang masih baru juga untuk berkembang lebih cepat dan fleksibel.
Selanjutnya, bisnis akan beralih ke model yang lebih mudah dimana seluruh pengalaman kantor dan solusi serta layanan terkait dapat disediakan oleh pihak ketiga.
Berikan Komentar