Pemerintahan Trump Batalkan Sewa Laboratorium NASA GISS di New York

NASA GISS

GayaTekno.id – Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah komando Presiden Donald Trump mengumumkan pembatalan sewa kantor NASA Goddard Institute for Space Studies (GISS) di New York City.

Keputusan ini merupakan bagian dari peninjauan menyeluruh terhadap kontrak sewa pemerintah federal yang sedang berlangsung.

GISS, yang berlokasi di Armstrong Hall milik Universitas Columbia, merupakan salah satu pusat penelitian utama NASA dalam studi perubahan iklim dan ilmu kebumian.

Peran Strategis GISS dalam Penelitian Iklim

Didirikan pada tahun 1961 oleh Dr. Robert Jastrow, GISS telah menjadi pusat unggulan dalam penelitian perubahan iklim global.

Lembaga ini terkenal dengan model-model iklimnya yang canggih dan analisis data global yang mendalam, termasuk data suhu permukaan bumi dan lautan yang diperoleh dari stasiun permukaan dan satelit.

Penelitian di GISS telah memberikan kontribusi signifikan dalam memahami dampak aktivitas manusia terhadap iklim dan membantu merumuskan kebijakan berbasis sains untuk mengatasi perubahan iklim.

Dampak Pembatalan Sewa

Pembatalan sewa ini, yang sebelumnya dijadwalkan berlangsung hingga Agustus 2031 dengan biaya tahunan sekitar $3,03 juta, akan berlaku efektif pada 31 Mei 2025.

Dalam email internal yang dikirimkan kepada staf, Direktur NASA Goddard Space Flight Center, Makenzie Lystrup, menyatakan bahwa keputusan ini adalah bagian dari “peninjauan yang sedang berlangsung oleh pemerintahan saat ini terhadap semua sewa pemerintah.”

Meskipun demikian, Direktur GISS, Gavin Schmidt, menegaskan bahwa kegiatan penelitian akan tetap berlanjut.

“Pekerjaan kami tetap berjalan, data, produk, dan sains akan terus berlanjut karena sains dilakukan oleh orang-orang, bukan oleh gedung,” ujarnya.

Saat ini, NASA menyatakan bahwa para karyawan akan ditempatkan dalam perjanjian kerja jarak jauh sementara sambil mencari lokasi baru untuk tim GISS.

Kekhawatiran atas Dampak Lebih Luas

Pembatalan sewa GISS terjadi di tengah usulan pemotongan anggaran besar-besaran terhadap program sains NASA oleh pemerintahan Trump.

Proposal anggaran tahun fiskal 2026 mencakup pengurangan sebesar $5 miliar, yang akan memangkas hampir separuh dari anggaran Direktorat Misi Sains NASA, dari $7,5 miliar menjadi $3,9 miliar.

Pemotongan ini berpotensi menghentikan sebagian besar proyek sains masa depan dan misi robotik, termasuk misi pengembalian sampel Mars dan misi DAVINCI ke Venus.

Para ahli memperingatkan bahwa langkah ini dapat “menjerumuskan NASA ke dalam masa kegelapan,” membuang miliaran dolar investasi yang telah dilakukan, mengganggu kolaborasi internasional, dan menyerahkan kepemimpinan AS dalam sains antariksa kepada negara lain.

Kontroversi dan Kritik

Keputusan ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang potensi konflik kepentingan, terutama karena keterlibatan Elon Musk dan Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) dalam peninjauan sewa pemerintah.

DOGE, yang dipimpin oleh Musk, telah diberi akses signifikan ke sistem dan dokumen NASA tanpa pengungkapan yang jelas tentang alur kerja mereka, menimbulkan kekhawatiran di kalangan politisi tentang ancaman terhadap keamanan nasional dan konflik kepentingan, mengingat peran SpaceX sebagai penyedia layanan peluncuran bagi NASA.

Maka dari itu, pembatalan sewa laboratorium GISS oleh pemerintahan Trump menandai langkah signifikan yang dapat menghambat penelitian iklim penting di AS.

Meskipun NASA berkomitmen untuk melanjutkan penelitian melalui kerja jarak jauh dan mencari lokasi baru, keputusan ini mencerminkan tren pemotongan anggaran dan restrukturisasi yang dapat berdampak luas pada komunitas ilmiah dan upaya global untuk memahami dan mengatasi perubahan iklim.