Melihat Peta Persaingan Ecommerce di Indonesia (Semester 1 2020)

GayaTekno.id – 2020 adalah tahun dengan adaptasi baru bagi seluruh penjuru dunia. PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) April lalu turut berdampak kepada daya dan habit berbelanja di Indonesia.

Beruntung, berbelanja melalui e-commerce atau online shopping sudah merupakan kegiatan sehari-hari, apalagi di kota besar seperti Jakarta.

Membeli kebutuhan rumah tangga, pakaian bahkan peralatan otomotif sudah tersedia secara online di platform e-commerce sebut saja Shopee, Tokopedia dan Bukalapak.

Kemudahan bertransaksi, trusted seller dan free delivery menjadi jargon mereka untuk terus membantu pembelanja lokal merasakan kemudahan berbelanja online.

Menariknya, firma riset pasar iPrice merangkum beberapa highlight mengenai fakta unik selama semester 1 2020 dimulai dari Januari hingga Juni 2020.

E-commerce lokal lebih unggul 
Membandingkan data dari Q3 2019 hingga Q2 2020, iprice menemukan bahwa di periode ini terdapat penurunan hingga 2% untuk jumlah kunjungan e-commerce lokal sejak Q1 2020.

Jumlah penurunan terlihat lebih signifikan jika melihat data dari jumlah rataan kunjungan website Q3 2019. Penurunan sebanyak 6% terjadi dengan jumlah kunjungan didominasi oleh e-commerce lokal hingga 61% pada Q3 2019 namun pada Q2 2020 jumlah persentasenya menjadi 55%.

Pada periode Q4 2019 hingga Q1 2020 total share kunjungan untuk e-commerce lokal dan internasional tidak berubah yaitu 57% untuk e-commerce lokal dan 43% untuk e-commerce internasional.

Shopee dan Lazada yang masuk kategori internasional selalu berada di posisi top 5 e-commerce di Indonesia yang memiliki pengunjung bulanan tertinggi. Sedangkan dari posisi e-commerce lokal Tokopedia, Bukalapak dan Blibli.

Berdasarkan data ini, e-commerce internasional memiliki persentase pertumbuhan lebih tinggi tetapi dari jumlah kunjungan masih dipegang oleh e-commerce besutan lokal.

Jumlah pengguna aplikasi ecommerce meningkat

Di Indonesia, penurunan terhadap persentase jumlah total download terjadi selama periode Q1 dan Q2 2020.

Pada periode Q2 total jumlah download shopping category sebanyak 40.7 Miliar menurun sebanyak 2% dari kuartal sebelumnya.

Hal ini bisa dikaitkan dengan para pemain e-commerce di Indonesia sudah mencapai stage dimana para pengguna sudah memiliki aplikasi berbelanja di masing-masing smartphone mereka, tinggal bagaimana para pemain e-commerce meyakinkan pengguna untuk menggunakan aplikasi tersebut untuk keperluan berbelanja.

Keberhasilan penetrasi strategi dan promosi e-commerce di Indonesia bisa terlihat dari tingginya peningkatan jumlah sesi pada aplikasi kategori shopping untuk wilayah Indonesia.

Walaupun data hanya berdasarkan perangkat Android, Indonesia adalah negara dengan total sesi penggunaan shopping app tertinggi di Asia Tenggara pada paruh awal 2020.

Total sesi penggunaan aplikasi kategori shopping adalah 21.3 Miliar dan pada H2 2020 totalnya meningkat 34% menjadi 28.5 Miliar.

Bebas Ongkir Jadi Layanan Paling Populer

Berdasarkan riset Jakpat salah satu faktor yang paling krusial untuk menarik pembeli dalam berbelanja online selain harga yang lebih murah promo free delivery juga menarik banyak peminat.

Dalam urusan bebas ongkir, diskon untuk kebutuhan sehari-hari dan produk dalam kategori health-beauty menjadi promo yang paling sering diadakan selama periode PSBB dan Lockdown di berbagai negara Asia Tenggara kemarin.

Di Indonesia Shopee, Tokopedia, Lazada dan Blibli kompak mengadakan sale event untuk suplemen kesehatan.

Peningkatan 24% total basket size regional sejak Paruh Awal 2019
Banyaknya pilihan produk yang tersedia di e-commerce lokal maupun internasional memberikan gambaran mengenai tren berbelanja online Indonesia pada setengah tahun ini.

Iprice membagi produk menjadi 7 kategori yang mencakup berbagai jenis kebutuhan. Kategorinya adalah otomotif, elektronik, fashion, health-beauty, home-living, kids-toys, sports-outdoor.

Pada semester 1 2020 produk kategori elektronik memiliki rataan basket size sebesar USD $38 atau setara dengan 560 ribuan. Jika dibandingkan dengan semester awal 2019 jumlah ini meningkat hingga 18% dari rataan basket size tahun sebelumnya.

Kategori selanjutnya adalah kategori sport-outdoor. Pada periode PSBB ini gymnastic atau tempat olahraga publik ditutup sehingga bisa dijadikan faktor meningkatnya purchase barang yang berkaitan dengan olahraga. Jika dibandingkan paruh awal 2019, ada peningkatan sebanyak 34% dengan rataan basket size sebanyak USD $28 atau setara dengan 413 ribuan.

Diikuti produk dengan kategori home/living peningkatan juga terjadi hingga 26% sejak tahun sebelumnya dengan rataan basket size sebanyak USD $26 atau 380 ribuan.

Kategori lainnya yang juga mengalami peningkatan rataan jumlah basket size adalah automotive 17%, kids/toys 19%, fashion 11% serta health and beauty 25%.

Ronald Bastian
Jika kamu tak mampu meyakinkan dan memukau orang dengan kepintaranmu, bingungkan dia dengan kebodohanmu.