Indosat Business Kenalkan Solusi IoT Untuk Konservasi Mangrove

Indosat business solusi IoT untuk konservasi mangrove

GayaTekno.id – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat), melalui Indosat Business, menegaskan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan lingkungan melalui inovasi teknologi.

Sebagai bagian dari komitmen ini, Indosat memperkenalkan solusi Internet of Things (IoT) yang dirancang khusus untuk mendukung upaya konservasi ekosistem mangrove di Indonesia.

Sekadar informasi, mangrove merupakan ekosistem vital yang berperan penting dalam melindungi pantai, menyerap karbon, sekaligus menyediakan habitat bagi berbagai spesies hewan di sekitarnya.

Namun, kerusakan yang terus terjadi pada ekosistem ini membutuhkan solusi canggih untuk pemantauan dan perlindungan yang lebih baik.

Indosat, sebagai IoT Solution Orchestrator, telah mengembangkan solusi IoT inovatif yang memanfaatkan teknologi terkini untuk memantau dan menjaga kesehatan ekosistem mangrove.

Solusi ini melibatkan penggunaan sensor IoT untuk memantau berbagai parameter lingkungan penting, termasuk kualitas air, kadar oksigen terlarut, salinitas, dan suhu.

Indosat business solusi IoT untuk konservasi mangrove

Data yang dikumpulkan secara real-time memungkinkan pemantauan kondisi ekosistem secara terus-menerus, membantu mengidentifikasi masalah lebih awal dan memungkinkan tindakan mitigasi yang lebih cepat.

Muhammad Buldansyah, Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, menjelaskan bahwa komitmen Indosat terhadap keberlanjutan tidak hanya diwujudkan dalam efisiensi operasional, tetapi juga dalam upaya pelestarian lingkungan.

“Solusi IoT yang kami hadirkan berperan penting dalam konservasi mangrove, yang merupakan salah satu prioritas utama kami dalam penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance). Kami percaya bahwa teknologi dapat menjadi alat yang kuat untuk melindungi dan melestarikan lingkungan,” ungkap dia dalam keterangan resminya pada Kamis (17/10/2024).

Selain itu, solusi IoT ini juga memungkinkan pengelolaan tambak yang lebih optimal. Data yang melalui sensor IoT dikirim melalui jaringan komunikasi yang aman dan dianalisis oleh platform analitik Indosat.

Dengan hasil analisis yang akurat, pengelola tambak dapat mengambil langkah yang lebih tepat dan efisien untuk menjaga kualitas air yang dibutuhkan, meningkatkan produktivitas usaha perikanan, sekaligus tetap melindungi ekosistem mangrove.

Diharapkan dengan adanya teknologi ini, penebangan area mangrove yang ada dapat dikurangi, karena lahan tersebut akan dikelola lebih baik sebagai tambak.

Kolaborasi Demi Dampak Lingkungan yang Lebih Luas

Sementara itu, di Desa Setabu, Kalimantan Utara, Indosat telah menerapkan solusi geospasial untuk menghadapi masalah deforestasi mangrove akibat budidaya rumput laut.

Bekerja sama dengan GSMA, Indosat meluncurkan proyek pemetaan partisipatif digital untuk membantu masyarakat memetakan wilayah pesisir dan laut.

Proyek ini sendiri mencakup area seluas 351,4 hektar, menghasilkan peta digital yang menyediakan informasi penting tentang kondisi ekosistem dan dapat diakses secara offline melalui perangkat seluler demi mempermudah pengelolaan sumber daya alam.

Inisiatif Indosat juga tidak hanya berkontribusi pada pelestarian ekosistem pesisir, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk terlibat aktif dalam upaya menjaga lingkungan.

Hal ini sekaligus membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang efektif dalam melindungi alam sekaligus meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal.

Maka dari itu, Indosat senantiasa berkomitmen untuk terus mengembangkan teknologi yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Dengan solusi IoT ini, Indosat tidak hanya memberikan kontribusi positif terhadap pelestarian ekosistem mangrove, tetapi juga menunjukkan peranannya sebagai pemimpin dalam inovasi teknologi untuk keberlanjutan.

Lokasi lainnya yang menjadi target upaya perluasan konservasi mangrove melalui solusi IoT ini mencakup beberapa wilayah penting di Indonesia, termasuk Tarakan di Kalimantan Utara, Lamno di Aceh, Morodemak di Jawa Tengah, Teluk Ambon di Maluku, dan Donggala di Sulawesi Tengah.

Feby Vebriani
Beberapa orang itu seperti mendung. Ketika mereka menghilang, suasana jadi lebih cerah.