Jakarta, GayaTekno.id – Industri otomotif telah berkembang hingga ke titik ketika banyak mobil modern keluar dari pabrik dengan roda yang bahkan lebih besar dari roda aftermarket.
Produsen mobil menawarkan ban dalam ukuran yang bervariasi, bahkan mencapai 24 inci yang terlihat gagah tetapi memiliki kekurangan yang dapat memengaruhi beberapa area performa kendaraan.
Padahal, pemilihan ban dapat memengaruhi kualitas berkendara, tingkat kebisingan, penghematan bahan bakar, dan akselerasi.
Namun kini, efek tersebut dapat diimplementasikan pula untuk kendaraan listrik, di mana perubahan kecil dapat memiliki dampak nyata pada jarak tempuh dan efisiensi baterai.
Meskipun ukuran ban dapat diubah pada hampir semua kendaraan, penting untuk dicatat bahwa mengganti satu ukuran dengan ukuran lainnya dapat memengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik, meskipun diameter roda dan ban gabungan yang dihasilkan tidak berubah dari pengaturan sebelumnya.
Maka dari itu, produsen mobil listrik dengan hati-hati memilih ukuran roda dan ban untuk memaksimalkan efisiensi dan performa.
Biasanya, jika pengguna mengubah setelan pabrik, akan ada lebih banyak efek negatif ketimbang aspek positifnya. Jadi, mari kita lihat lebih dekat bagaimana ukuran ban dapat memengaruhi performa dan jarak tempuh kendaraan listrik.
Pada dasarnya, semua kendaraan EV dilengkapi dengan berbagai komputer dan sensor yang memantau segala hal mulai dari suhu oli mesin hingga berapa banyak cairan pembersih kaca depan yang tersisa di reservoir.
Mereka juga melacak kecepatan kendaraan dan jarak tempuh odometer, yang dihitung berdasarkan kecepatan putaran roda.
Roda dan ban yang lebih besar yang melebihi ukuran diameter pabrik dapat menyebabkan speedometer membaca kecepatan yang lebih rendah dan odometer menghitung jarak tempuh yang lebih pendek.
Siapa pun yang ingin menambah ukuran roda kendaraannya juga harus mengurangi tinggi dinding samping ban agar sesuai dengan ukuran gabungan asli roda dan ban bawaan pabrik.
Pada saat yang sama, memasang ban dengan profil lebih rendah berarti lebih sedikit menyisakan ruang antara ban dengan jalan, sehingga dapat menyebabkan pengalaman berkendara yang kurang nyaman.
Solusi
Solusinya, pemilik mobil listrik dapat mencari ban khusus kendaraan EV yang dirancang untuk mengurangi gesekan dan hambatan gulir, sehingga dapat membantu pengendara memaksimalkan jangkauan kendaraan listrik sambil mempertahankan dinamika berkendara yang menyenangkan, tingkat kebisingan yang rendah, dan daya tahan yang unggul.
Meski sebenarnya pengguna dapat mengganti ban tersebut dengan ban konvensional yang tidak dirancang untuk kendaraan listrik, tetapi mungkin mereka akan kehilangan beberapa manfaat yang terkandung dalam produk khusus tersebut.
Jika pengendara berencana untuk menambah ukuran roda, mereka akan memerlukan ban baru. Jika mereka dapat menemukan ban khusus EV yang sesuai dengan ukuran roda (As) yang lebih besar, tetapi penambahan diameter roda biasanya disertai dengan peningkatan lebar.
Hal itu menyebabkan lebih banyak hambatan gulir pada ban, bahkan jika diameter roda dan ban sesuai dengan set aslinya.
Selain berdampak negatif pada jangkauan dan kenyamanan berkendara, pengendara mungkin juga menemukan bahwa roda yang lebih lebar menggesek bagian dalam sumur roda, sehingga ketika mobil berbelok atau melakukan pengereman, timbul rasa ketidaknyamanan.
Di sisi lain, penting juga bagi pengendara untuk mempertimbangkan bobot roda, yang berkontribusi terhadap apa yang dikenal sebagai bobot tak teredam.
Istilah ini merujuk pada komponen kendaraan seperti roda dan ban, sistem pengereman, dan banyak lagi. Berkat kemajuan teknologi, banyak roda dan ban baru yang lebih ringan daripada pengaturan pabrik, tetapi yang lain menambah bobot, terutama saat ukurannya bertambah.
Roda yang lebih berat membutuhkan lebih banyak energi untuk berputar dan dapat memberi tekanan lebih besar pada baterai kendaraan listrik.
Semoga dapat menjadi tips memilih ban mobil listrik yang baik, dan selamat mencoba.
Berikan Komentar