GayaTekno.id – Rangkaian kegiatan Cerita Sinema Workshop persembahan Samsung Galaxy Movie Studio 2020 (GMS 2020) dalam kolaborasinya bersama Festival Film Indonesia (FFI) telah sampai pada pertemuan terakhir.
Pertemuan keempat yang tidak kalah informatif ini dimentori oleh sutradara kawakan tanah air, Ernest Prakasa, yang menjelaskan salah satu tahap terpenting setelah produksi film dilakukan, yakni tahap promosi.
Cara mempromosikan film sejalan dengan pembuatan film, dimulai dari tahap pra-produksi hingga pasca-produksi. Strategi promosi film harus terencana sedemikian rupa sehingga mendapatkan target pasar yang tepat dan baik juga.
Namun pada penerapannya, mempromosikan sebuah film memang tidak mudah; tim produksi film harus lebih kreatif dan aktif dalam mengenalkan film tersebut ke target pasarnya.
Baik film komersil maupun independent (indie) memiliki tantangannya masing-masing pada tahap promosi, namun pada dasarnya konsepnya serupa.
Bercerita tentang tantangan ini Ernest Prakasa, aktor, komika, sekaligus sutradara menegaskan, bahwa untuk mempromosikan film, kita harus tahu bedanya Marketing vs Sales, bagaimana membuat calon penonton berminat dulu baru mengubah minat tadi menjadi aksi nyata.
“Jadi untuk membangun image dan menciptakan awareness pada fase promosi, kalau kita mikirnya jauh, udah paham elemen apa yang mau ditonjolin sebagai unique selling point bahkan sejak proses produksinya, baik untuk film mainstream maupun independen (indie),” imbuhnya.
Dalam sesi yang sama, Ernest turut menjelaskan, walaupun kini kita berada di era digital, offline activation sama pentingnya dengan promosi online, karena kedua hal ini bisa saling berkaitan dan pengalaman yang dirasakan lebih ‘kaya’.
Tentunya, berkomunikasi secara digital bisa terjadi lebih cepat dan live. Promosi media sosial bisa dieksplor kontennya dan dengan cara sekreatif mungkin, yang penting konsepnya harus direncanakan dengan baik dari seawal mungkin.
Menutup akhir sesi, Ernest menekankan bahwa di kondisi pandemi seperti saat ini, media sosial menjadi sarana paling efektif dalam melakukan promosi terhadap film.
Tantangannya adalah, bagaimana kita dapat mengemas materi promosi film tersebut semenarik mungkin dalam waktu yang cukup singkat dan terbatas.
Ernest menjelaskan bagaimanapun cara promosinya, hal yang paling esensial adalah kontennya itu sendiri. Pada akhirnya, cara marketing yang paling jitu dan akan secara otomatis berjalan sendiri adalah word of mouth atau cerita dari mulut ke mulut, dan ini dapat tercipta dari konten yang bagus.
Berikan Komentar