GayaTekno.id – Beberapa hari lalu, Angga Dwimas Sasongko merilis sebuah film pendek berjudul Konfabulasi.
Berbeda dengan film-film yang pernah ia garap, perekaman film Konfabulasi menggunakan smartphone. Meski demikian, kualitas film berdurasi sekitar 16 menit yang dibintangi Reza Rahadian dan Dian Sastrowardoyo ini tak kalah dengan film layar lebar.
Lantas, apa rahasia membuat film pakai smartphone agar menjadi epik? Untungnya, Angga Dwimas Sasongko bersedia memberikan tips membuat film pakai HP, seperti berikut ini.
Maksimalkan ide cerita yang berbeda
Ide cerita film pendek “Konfabulasi” sendiri berangkat dari satu pertanyaan yang terlintas oleh sang penulis skenario, Irfan Ramli dan Angga sebagai sutradara.
Dari situ, dikembangkan suatu jalan cerita yang menarik dengan penekanan storytelling yang menggelitik emosi.
“Setiap orang dapat terperangkap dalam suatu ingatan ataupun memori yang kerap membelenggu dan menghalangi dirinya untuk melakukan suatu hal. Konfabulasi yang merupakan sebuah proses pengisian celah memori dengan sebuah ingatan baru hendak menyampaikan bagaimana kita sebagai manusia kerap melakukan hal tersebut tanpa disadari,” ungkap Irfan Ramli, Penulis Skenario Profesional Indonesia.
Irfan turut menambahkan faktor yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana menyampaikan cerita itu sendiri melalui visual yang dapat dinikmati penonton, sehingga pesan dan emosinya tersampaikan sesuai atau bahkan lebih dari ekspektasi.
Perlakukan kamera HP layaknya kamera profesional
Satu hal yang Angga tekankan saat pertama kali menerima tantangan dari Samsung Indonesia untuk membuat film pendek menggunakan smartphone Galaxy adalah dia tidak akan mengurangi skala dan kualitas, serta menerapkan seluruh tahapan produksi selayaknya membuat film panjang dengan peralatan profesional.
Visinya ini tertuang dalam adegan mobil terbalik yang merupakan salah satu scene favorit dari Angga dan juga tim Visinema. Dengan berani Angga membuat adegan tersebut menjadi nyata dan possible dengan hanya menggunakan Galaxy S21 Ultra 5G.
Proses shooting yang dilakukan dari pagi hingga malam juga dilewati oleh para crew dan para pemain seperti Dian Sastrowardoyo dan Reza Rahadian, yang dibantu dengan kapasitas baterai Galaxy S21 Ultra 5G sebesar 5.000 mAh sehingga bisa ON seharian.
Optimalkan kemampuan menangkap low light untuk adegan dramatis
Dengan mempelajari fitur apa saja yang terbenam pada device yang akan dipakai, Angga justru terinspirasi untuk memanfaatkan spesifikasi Samsung Galaxy S21 Ultra 5G yang secara apik mampu menangkap gambar pada kondisi minim cahaya secara jernih dan tajam, dan menjadikannya kunci dalam memvisualisasikan ide cerita.
“Saya memilih beberapa lokasi shooting yang cukup menarik dengan kondisi yang minim cahaya agar kesan epic lebih tertuang dalam film pendek ini. Kami hanya menggunakan sedikit lampu tambahan di adegan malam hari, yang fungsinya hanya memberikan efek warna atau ambience pada lokasi shooting kami. Di sini kami melihat bagaimana Galaxy S21 Ultra 5G bekerja secara optimal menangkap adegan dalam low light berkat teknologi sensor Nona-binning yang dibenamkan pada kamera 12MP,” ujar sutradara Filosofi Kopi itu.
Optimalkan Director’s View
Mengambil genre action heist tentu memiliki tantangannya tersendiri, terutama dengan penggambaran adegan action yang membutuhkan presisi dan pergerakan yang cepat.
“Seperti pada scene mobil tabrakan, melalui Director’s View, saya bisa melihat terlebih dahulu mana arah terbaik untuk datangnya mobil, karena pengambilan scene ini sangat menantang, pastinya ketepatan saya butuhkan dan Director’s view yang membantu saya mengaturnya semua dengan lebih efektif,” tutup Angga.
Berikan Komentar