GayaTekno.id – Industri pariwisata di kota Bandung masih tetap bertahan meski berada di tengah pandemi.
Jelang libur Natal dan akhir tahun 2020, diperkirakan jumlah wisatawan yang datang ke kota kembang ini akan meningkat.
Oleh karena itu, Pemerintah kota melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) pun beberapa waktu yang lalu menghimbau agar pengelola hotel untuk bisa menjamin keamanan dan kenyamanan para tamu di masa pandemi Covid 19.
Salah satu pelaku industri pariwisata di kota Bandung adalah Hotel Image. Menurut General Manager Hotel Image Arianto Setiawan, tingkat okupansi menjelang libur panjang akhir tahun bisa mencapai 80 hingga 100 persen dilihat dari data tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai hotel yang berlokasi di pusat kota Bandung, banyak pelancong lokal dan mancanegara yang dengan anggaran terbatas memilih hotelnya sebagai tempat menginap.
“Konsep kami adalah budget hotel, jadi para tamu hanya membayar layanan sesuai yang dibutuhkan. Inilah menjadi daya tarik karena memang orang datang ke Bandung buat jalan-jalan, bukan untuk istirahat,” ujarnya ketika dihubungi pada Jumat (25/12/2020).
Di masa pandemi ini, Hotel Image juga turut mematuhi aturan pemerintah dalam memberikan jaminan keamanan dan kesehatan bagi para tamu yang datang menginap di sana.
Salah satunya adalah dengan mengikuti sertifikasi CHSE (Cleanlineds, Health, Safety & Enviroment Sustainability) dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dengan hasil memuaskan.
“Sertifikat CHSE berfungsi sebagai jaminan kepada wisatawan dan masyarakat bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudsh memenuhi protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan. Dan kami termasuk salah satu hotel pertama di Bandung yang menerima audit ini,” imbuhnya.
Sertifikat CHSE diberikan kepada usaha pariwisata, lingkungan masyarakat, dan destinasi pariwisata. Adapun jenis usaha yang bisa didaftarkan antara lain Daya Tarik Wisata, Desa Wisata Homestay/Pondok Wisata, Hotel Restoran/Rumah Makan, Tempat Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konvensi dan Pameran, Arung Jeram, Golf dan Usaha Wisata Selam.
Dalam mendapatkan sertifikasi ini pelaku industri harus melewati tiga tahapan yaitu Tahap Penilaian Mandiri, Tahap Deklarasi Mandiri, Tahap Penilaian dan Tahap Pemberian Sertifikat.
“Kami harus mendapatkan sertifikasi ini karena lokasi kami yang cukup strategis dengan pusat-pusat wisata di kota Bandung, sehingga pelancong tidak perlu khawatir dengan potensi terpapar virus korona saat berada di hotel. Lokasi kami mudah diakses dari Braga, Trans Studio Mall, Alun-Alun dan pusat perbelanjaan. Dan bagi pecinta sejarah dan budaya, area Jalan Asia Afrika tentu sudah cukup dikenal luas,” tambah Arianto.
Selain mematuhi prokes, hotel ini juga mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas dengan memberikan jalur khusus. Merujuk pasal 18 UU No. 8 tahun 2016, ditegaskan bahwa hak aksesibilitas untuk Individu difabel meliputi hak untuk memanfaatkan fasilitas publik dan mendapatkan akomodasi yang layak sebagai bentuk aksesibilitas bagi individu
“Tentu kami sangat memperhatikan hal seperti ini, karena tamu kami yang difabel harus mendapat standard layanan yang sama dengan tamu-tamu lainnya. Kami ingin mendukung kebijakan pemerintah kota Bandung yang membentuk tim khusus untuk mengakomodasi kebutuhan para difabel,” lanjutnya.
Seperti diketahui, Walikota Bandung Oded M Danial telah membentuk Tim Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) bagi penyandang disabilitas. RBM dibentuk sebagai wujud komitmen pemerintah memberikan akses seluas-luasnya kepada para difabel terhadap seluruh kebutuhannya. Mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga lapangan kerja.
“Kami mengambil bagian di industri pariwisata dengan memberikan fasilitas publik yang aman dan nyaman bagi mereka,” tutupnya.
Berikan Komentar