GayaTekno.id – Bulan Maret adalah bulan yang tepat untuk merencanakan liburan atau mengambil cuti berlibur sejenak bersama pasangan atau keluarga dari hiruk pikuk pekerjaan sembari melirik tren baru wisata hobi.
Salah satu destinasi wisata berprotokol kesehatan bertemakan minat khusus, yaitu wisata plesiran ke pedesaan alami, ke salah satu desinasi wisata UNESCO di kota Magelang.
Pada umumnya, kegiatan wisata yang biasa dilakukan jika mengunjungi Candi Borobudur adalah berkeliling kawasan candi. Dengan memesan tiket masuk seharga mulai dari Rp 47.000 di tiket TO DO, pengunjung dapat menjelajahi 72 stupa sembari menapaki puncak candi dengan hadiah pemandangan gunung asri dan pepohonan rindang.
Tetapi, sebenarnya liburan ke Candi Borobudur tidak hanya sampai di situ saja. Bagi masyarakat yang gemar bersepeda, terdapat beberapa area kunjungan yang ramah sepeda sehingga dapat berkeliling di sekitar candi.
Daerah ini masih amat asri sehingga nyaman untuk berkunjung ke berbagai destinasi desa wisata sembari auto nanjak dengan sepeda.
Salah satu destinasi super prioritas yang digencarkan Kementrian Pariwisata & Ekonomi Kreatif saat ini adalah Candi Borobudur. Strategi ini diupayakan sebagai salah satu langkah untuk mempercepat memulihkan industri pariwisata domestik yang terpuruk sejak tahun 2020.
Berikut ini rekomendasi trek tanjakan sepeda di sekitar Borobudur:
Desa Wringin Putih
Berlokasi sekitar 2,3 km dari area Candi Borobodur, Desa Wringin Putih menawarkan pemandangan pedesaan asri dan indah dengan latar belakang persawahan serta lanskap Bukit Menoreh.
Daya tarik utama dari desa ini adalah jajaran rumah bambu yang dapat ditemui sembari menyusuri area Wringin Putih sembari bersepeda.
Manfaatkan kesempatan untuk berhenti sejenak agar bisa menikmati camilan khas bernama getuk, yaitu cemilan yang terbuat dari singkong halus bercampur gula, garam, dan kelapa parut.
Desa Wanurejo
Destinasi wajib mampir untuk para generasi gowes kekinian! Desa Wanurejo terletak di kaki pegunungan Menoreh dan diapit antara Sungai Progo dan Sungai Sileng, sehingga pemandangan alami mempesona pun dapat memukau hati.
Selagi di sini, kunjungi Museum Wayang dengan koleksi wayang terbaik nusantara. Selain itu, terdapat 694 koleksi sastra tentang perwayangan dalam berbagai bahasa, serta 83 kaset audio yang memuat rekaman pertunjukan wayang dari tahun 1971 hingga 1994.
Bagi turis yang tidak membawa sepeda, maka di Balkodes Wanurejo, tersedia tempat penyewaan sepeda di Jalan Balaputradewa. Harga sewa mulai dari Rp 15.000 untuk sepeda biasa, hingga Rp 50.000 untuk sepeda gunung.
Desa Majaksingi
Berlokasi cukup 3 km dari Candi Borobudur, tempat rehat alami berikutnya adalah Desa Majaksingi.
Kegiatan menarik selagi menghabiskan waktu di sini adalah kerajinan membuat pot dari tanah liat langsung mengikuti tutorial live dari pengrajin berpengalaman.
Bagi penggemar kopi, bersiap-siap membawa pulang oleh-oleh kantong biji kopi lokal bercitarasa dan beraroma terwangi dari desa ini.
Desa Tanjungsari
Berjarak serupa dengan Desa Majaksingi, yaitu sekitar 3 km dari Candi Borobudur, Desa Tanjungsari memiliki latar belakang panorama pegunungan Menoreh.
Penduduk desa ini bermata pencaharian utama sebagai petani cabe dan tembakau, selain itu, pembuatan tahu rumahan pun menjadi salah satu produk usaha yang pantas dilirik.
Desa Tanjungsari memiliki 5 benda purbakala peninggalan histori.
Dua di antaranya adalah kepala arca Buddha yang diduga sebagai bagian dari Candi Borobudur pada masa pemugaran di tahun 1907-1911.
Desa Candirejo
Desa yang memiliki Waroeng Rejo atau wisata air Sungai Progo ini terletak 4 km dari Candi Borobudur. Kegiatan outdoor seperti rafting pun dapat menjadi pilihan karena arus sungai yang cukup deras.
Berbeda dengan rafting modern, jenis rafting di desa ini menggunakan getek tradisional. Pilihan lain bagi turis adalah merasakan pengalaman berpetualang dengan berkendara off road menyusuri sungai Progo.
Berikan Komentar