Jakarta, GayaTekno.id – Jelang tutup tahun 2022, perusahaan keamanan siber Protergo mengumumkan pencapaiannya yang telah dipercaya oleh lebih dari 100 klien korporat lintas bisnis.
Sejak didirikan, Protergo terus berkomitmen untuk terus memperkuat keamanan siber agar dapat melindungi Indonesia dari berbagai ancaman siber dengan memaksimalkan talenta lokal.
Menanggapi pencapaian ini, Marco Cioffi selaku Co-Founder PT Protergo Siber Sekuriti menyampaikan terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukung tidak hanya bisnis Protergo, tetapi juga ekosistem siber di Indonesia untuk membuatnya lebih kuat.
“Kami telah membangun segmen layanan yang kuat dalam 3 tahun terakhir dan mengembangkan lebih dari 150 talenta lokal dalam keamanan siber. Kita harus bergerak sekarang untuk mengembangkan produk inovatif untuk sektor keamanan siber yang dapat diekspor ke luar negeri,” ujar Marco di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (16/12/2022).
Pencapaian tersebut tentu saja tidak terlepas dari efektivitas layanan Protergo yang dirancang untuk menangkal aneka serangan siber. Secara garis besar, Protergo punya empat ‘jurus’ jitu untuk melawan serangan siber, antara lain:
- X-Force – Next Gen SOC – untuk memantau sumber daya internal perusahaan.
- Radar – Next Gen SOC – untuk memantau sumber daya eksternal perusahaan.
- Sentinel – Next Gen Antivirus untuk 0-days, APT, dan perlindungan seluler.
- Black – Pengujian Penetrasi Otomatis dengan simulasi tim merah/hitam dunia nyata.
Meski telah memiliki sejumlah pertahanan untuk menangkal berbagai serangan siber, Protergo terus mengembangkan diri, salah satunya dengan mengantongi sertifikat CREST.
Untuk diketahui, sertifikasi CREST adalah akreditasi yang menetapkan standar profesional untuk pengujian penetrasi. Sertifikasi CREST diakui di seluruh dunia oleh industri jasa profesional dan pembeli sebagai indikasi terbaik dari aspek pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi.
Indonesia Masih Rentan Diserang
Meski berbagai fitur keamanan siber terus berkembang, ironisnya Indonesia masih memiliki kerentanan yang tinggi terhadap serangan siber.
Merujuk pada laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), terjadi lebih dari 108 juta serangan siber yang ditujukan ke Indonesia sejak 1 Januari – 7 September 2022.
Tak main-main, Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka sesi ketiga KTT G20 di Bali November lalu menyebutkan potensi kerugian kejahatan dunia maya terhadap ekonomi dunia bisa mencapai USD 5 triliun atau setara Rp 78.096 triliun (asumsi kurs Rp 15.615 per dolar AS) pada 2024 mendatang.
Maka dari itu, Marco menilai bahwa keamanan siber merupakan tanggung jawab bersama. Kesadaran setiap individu terkait keamanan data digital mereka pun sangat diperlukan untuk (minimal) membentengi data pribadi masing-masing.
“Serangan siber masih menjadi musuh yang harus kita lawan bersama. Sepanjang tahun 2022, Protergo berhasil mendeteksi dan memblokir lebih dari 100.000 serangan siber. Tidak hanya itu, serangan seluler meningkat secara dramatis pada tahun 2022. Protergo saat ini mendeteksi dan memblokir 15.000 serangan per hari dan menyadari bahwa dalam 6 bulan terakhir, ancaman seluler telah meningkat secara eksponensial,” lanjut Marco.
Di masa depan, Protergo pun memperkirakan adanya sejumlah tantangan dunia maya, mulai dari kebutuhan alat kolaborasi untuk meningkatkan keamanan dunia maya; perlu melindungi sistem cloud; manajemen terintegrasi keamanan siber atau DevSecOps; Protergo juga telah diproyeksikan sebagai tren tantangan dunia maya yang akan dialami Indonesia di tahun depan.
“Protergo dan Indonesia harus bergerak untuk mengembangkan sektor keamanan siber yang lebih kuat. Protergo tidak akan pernah berhenti memanfaatkan apa yang kami miliki untuk memperluas dan memperkuat sistem pertahanan siber kami untuk memberikan perlindungan maksimal kepada pengguna kami,” tutup Marco.
Berikan Komentar