Harga Bitcoin Tembus Rp 1 Miliar, Bagaimana Prediksi Selanjutnya?

Harga bitcoin

Jakarta, GayaTekno.id – Pasar kripto memulai pekan ini dengan indikator positif, yang ditandai oleh menguatnya harga Bitcoin yang sempat melampaui level USD 66.000 atau di atas Rp 1 Miliar, sehingga mencatat kenaikan 6% dalam seminggu terakhir.

Namun setelah Bitcoin berhasil mencapai harga USD 66.300, apakah momentum bullish ini bisa dipertahankan dalam jangka waktu yang lama?

Selama tujuh bulan terakhir, reli harga Bitcoin seringkali terbatas pada resistance di atas, khususnya pada level USD 65.000 – USD 66.000, lalu kembali turun di bawah USD 60.000.

Melihat fenomena ini, Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menjelaskan bahwa secara teknis, harga Bitcoin pada Selasa (15/10) pukul 09.00 WIB, BTC bertengger di USD 65.850.

“Saat ini, jika BTC dapat bertahan di atas support USD 64.000 maka dapat melanjutkan kenaikan ke USD 68.000. Sementara, jika turun di bawah support, maka BTC potensi akan retest terlebih dahulu ke resistance trendline di sekitar MA-20 di level USD 63.000,” kata Panji di Jakarta pada Selasa (15/10/2024).

Kenaikan harga Bitcoin dalam seminggu terakhir didorong oleh beberapa faktor, termasuk data inflasi AS untuk September yang naik 2,4% YoY, sedikit lebih tinggi dari proyeksi 2,3% YoY, tetapi masih di bawah periode Agustus yang mencapai 2,5%YoY.

Meskipun demikian, ekspektasi pemangkasan suku bunga tetap kuat, sehingga sentimen terhadap aset berisiko seperti Bitcoin tetap positif.

Sementara itu, meskipun terjadi arus keluar modal sebesar USD 300 juta dari ETF BTC spot di AS pada akhir September hingga awal Oktober, perdagangan ETF BTC spot berhasil mencatatkan USD 308 juta pekan lalu. Hal ini menunjukkan bahwa minat investor terhadap Bitcoin, masih sangat positif,  bahkan mampu menutupi aliran negatif yang terjadi pada pekan pertama Oktober.

Salah satu narasi yang mendukung kenaikan harga Bitcoin baru-baru ini adalah meningkatnya peluang Donald Trump dalam pemilihan AS, yang terlihat melalui peningkatan popularitas peluang kemenangan di Polymarket mencapai 55%. Hal ini mengingatkan kembali pada situasi serupa di bulan Juli ketika harga Bitcoin sempat menyentuh USD 70.000.

Selain itu, saham MicroStrategy juga mencatatkan titik tertinggi baru untuk tahun ini, yang memperkuat sentimen bullish di pasar. Ketidakjelasan langkah stimulus fiskal China turut memicu spekulasi bahwa investor berpotensi beralih ke aset kripto dibandingkan ekuitas China, memberikan dorongan tambahan bagi Bitcoin.

Minggu ini, ada empat peristiwa ekonomi penting di AS yang dapat mempengaruhi pasar kripto. Laporan klaim pengangguran akan menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja, sementara data penjualan ritel memberikan gambaran tentang kekuatan pengeluaran konsumen.

Selain itu, data produksi industri dan laporan pendapatan perusahaan besar juga akan mencerminkan kesehatan ekonomi. Jika data ini menunjukkan ekonomi yang kuat, pasar kripto bisa merespons positif,  dan melanjutkan kenaikan.

Panji menambahkan, kenaikan BTC pada bulan Oktober sering dikaitkan dengan istilah ‘Uptober’, yang merujuk pada kecenderungan Oktober sebagai bulan bullish bagi Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan.

Biasanya, Oktober ditutup dengan kenaikan, meski tidak jarang bulan ini dimulai dengan koreksi. Di tahun 2023, Bitcoin sempat turun 7% di paruh pertama Oktober sebelum rally sebesar 30% hingga akhir bulan.

“Momentum historis ini juga menjadi salah satu katalis penting yang bisa mendukung pergerakan bullish Bitcoin di sisa bulan ini,” pungkas Panji.

Acid Rahman
Cuek adalah karakter, tapi nyuekin itu pilihan