Jakarta, GayaTekno.id – Tesla telah menghentikan produksi untuk versi termurah dari kendaraan listriknya, yakni Tesla Model 3 Basic.
Kemungkinan besar, hal ini merupakan dampak dari regulasi pemerintah Amerika Serikat yang menaikan tarif kendaraan listrik dan baterai buatan China yang telah berlaku sejak tanggal 27 September 2024 lalu.
Seperti yang diketahui, penggerak roda belakang Tesla Model 3 yang ditenagai oleh baterai litium besi fosfat (LFP) buatan China, kini tidak lagi tersedia untuk pemesanan di teritori Amerika Serikat. Ini berarti, Tesla tidak bisa lagi mendapatkan komponen tersebut, kecuali berani membayar dengan harga yang lebih mahal.
Padahal, versi termurah dari Tesla Model 3 ini hanya dijual senilai USD 38.990 atau setara Rp 595 juta saja. Meski terbilang murah, namun performa Tesla Model 3 Basic memiliki jangkauan 272 mil dengan sekali pengisian daya penuh.
Meskipun harganya murah, mobil listrik ini tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan potongan pajak sebesar USD 7.500 saat dibeli. Hal ini membuat model berikutnya, Tesla Model 3 RWD Long Range , menjadi pilihan yang jauh lebih menarik dan murah.
Dengan jarak tempuh 363 mil dengan pengisian penuh, waktu tempuh dari nol hingga 60 mil per jam yang lebih cepat yaitu 4,9 detik dan mahar senilai USD 42.490, pelanggan hanya cukup membayar USD 34.990 karena mendapatkan potongan pajak federal sebesar USD 7.500.
Dengan perubahan terbaru pada jajaran produknya di AS, Tesla tidak lagi menjual kendaraan listrik apa pun dengan baterai LFP buatan China.
Sebelumnya, pada 27 September lalu, tarif tinggi yang ditetapkan pemerintahan Biden untuk kendaraan listrik dan baterai kendaraan listrik impor mulai berlaku.
Tarif untuk kendaraan listrik impor Tiongkok naik dari 25% menjadi 100%, sementara baterai lithium-ion dan suku cadang baterai kini dikenakan tarif sebesar 25% dari tarif sebelumnya yang hanya dikenakan pajak 7,5%.
Berikan Komentar