Review Film Aftermath (2024): Konsep Oke, Efek Visual Memble

Review film aftermath

Jakarta, GayaTekno.id – Para sineas Hollywood rasanya tak pernah habis untuk mengeksplorasi film aksi yang melibatkan tentara Amerika Serikat. Teranyar, ada film Aftermath yang tengah tayang di bioskop kesayangan.

Aftermath adalah film aksi-thriller yang dirilis pada tahun 2024, disutradarai oleh Patrick Lussier dan dibintangi oleh Dylan Sprouse dan Mason Gooding.

Sinopsis film Aftermath mengisahkan seorang veteran perang yang menderita gangguan stres pascatrauma (PTSD) dan terjebak bersama adik perempuannya di Jembatan Memorial Tobin di Boston saat sekelompok revolusioner eks-militer yang bersenjata berat mengambil alih jembatan tersebut.

Alur cerita film Aftermath dimulai dengan Eric Daniels (Dylan Sprouse), seorang veteran perang yang kembali ke rumah dengan trauma mendalam akibat pengalaman perangnya.

Bersama adik perempuannya, Madeline, mereka mencoba menjalani kehidupan normal. Namun, situasi berubah drastis ketika mereka terjebak di Jembatan Memorial Tobin yang diambil alih oleh sekelompok eks-militer yang dipimpin oleh karakter antagonis yang kuat.

Film ini menampilkan ketegangan yang tinggi dengan adegan-adegan aksi yang intens dan momen-momen emosional yang mendalam.

Review film aftermath

Harus diakui, aktor Dylan Sprouse memberikan penampilan yang kuat sebagai Eric Daniels. Ia berhasil menggambarkan kompleksitas emosional seorang veteran yang berjuang dengan PTSD.

Mason Gooding, yang berperan sebagai Romeo, juga memberikan performa yang mengesankan. Chemistry antara Sprouse dan Gooding terlihat alami dan menambah kedalaman pada hubungan karakter mereka.

Di belakang layar, sinematografi dalam film Aftermath cukup memukau, dengan penggunaan pencahayaan dan sudut kamera yang efektif untuk menciptakan suasana tegang dan mencekam.

Sayangnya, efek visualnya masih terlihat murahan terutama dalam adegan-adegan aksi yang melibatkan ledakan dan tembak-menembak.

Penggunaan CGI yang ala kadarnya membuat adegan-adegan yang seharusnya membuat penonton terpukau justru menjerumuskan film ini layaknya tayangan serial dengan budget terbatas.

Meski begitu, Patrick Lussier selaku sutradara film Aftermath berhasil mengarahkan film ini dengan baik, menjaga tempo dan ketegangan sepanjang film.

Naskah yang ditulis oleh Nathan Graham Davis juga cukup solid, meskipun ada beberapa momen yang terasa klise dan dapat diprediksi. Namun, secara keseluruhan, cerita yang disajikan tetap menarik dan mampu mempertahankan perhatian penonton.

Salah satu kelebihan utama film Aftermath adalah penampilan para aktornya, terutama Dylan Sprouse dan Mason Gooding. Selain itu, adegan-adegan aksi yang intens dan sinematografi yang apik juga menjadi nilai tambah.

Namun, film ini tidak lepas dari kekurangan. Beberapa bagian cerita terasa terlalu klise dan ada beberapa momen yang kurang logis, seperti adegan di mana para penjahat meledakkan bagian jembatan yang mereka sendiri berdiri di atasnya.

Alhasil, review film Aftermath bisa dibilang menawarkan aksi dan ketegangan yang cukup memuaskan, didukung oleh penampilan kuat dari para aktornya. Meskipun memiliki beberapa kelemahan dalam plot dan keterbatasan dalam efek visual, film ini tetap layak untuk ditonton bagi penggemar genre aksi-thriller.

Tivan Rahmat
The advance of technology is based on making it fit in so that you don't really even notice it, so it's part of everyday life