Jakarta, GayaTekno.id – Pada Maret 2025, fenomena atmosfer yang signifikan terjadi ketika polar vortex, yaitu pusaran angin kencang yang biasanya mengelilingi Kutub Utara, mengalami gangguan besar yang menyebabkan pergeserannya ke arah Eropa.
Peristiwa ini dipicu oleh pemanasan stratosfer mendadak (sudden stratospheric warming), yang menyebabkan pembalikan arah angin di stratosfer dari barat ke timur menjadi timur ke barat pada 9 Maret, lebih awal dari biasanya yang terjadi pada pertengahan April.
Apa Itu Polar Vortex?
Menurut laporan Space pada Selasa (8/4/2025), polar vortex adalah lingkaran angin kencang yang terbentuk di stratosfer, sekitar 10 hingga 50 kilometer di atas permukaan bumi, yang mengelilingi wilayah kutub selama musim dingin.
Pusaran ini berfungsi menjaga udara dingin tetap berada di daerah kutub. Biasanya, polar vortex tetap stabil di atas Kutub Utara, tetapi gangguan tertentu dapat menyebabkan pergeserannya.
Pemanasan Stratosfer Mendadak dan Dampaknya
Pemanasan stratosfer mendadak terjadi ketika gelombang atmosfer skala besar, dikenal sebagai gelombang Rossby, terdorong ke stratosfer, menyebabkan peningkatan suhu yang signifikan dan pembalikan arah angin.
Pada Maret 2025, fenomena ini menyebabkan polar vortex bergeser dari atas Kutub Utara menuju Eropa Utara, yang berpotensi memicu suhu lebih dingin dari rata-rata di beberapa bagian Eropa dan Amerika Serikat bagian timur.
Implikasi Perubahan Iklim
Beberapa ilmuwan mengaitkan peningkatan frekuensi gangguan polar vortex dengan perubahan iklim secara global.
Pemanasan Arktik yang lebih cepat dibandingkan wilayah lain dapat mengurangi perbedaan suhu antara kutub dan lintang tengah, melemahkan arus jet, dan meningkatkan kemungkinan gangguan pada polar vortex.
Pergeseran polar vortex bukan hanya fenomena cuaca, tapi juga alarm keras bagi dunia karena menandakan ketidakstabilan sistem atmosfer akibat perubahan iklim.
Dalam skala yang lebih luas, fenomena ini berpotensi mengganggu ketahanan pangan karena cuaca ekstrem memengaruhi hasil panen.
Selain itu, polar vortex dapat meningkatkan risiko bencana alam seperti badai salju, banjir bandang, hingga kekeringan di wilayah lain akibat ketidakseimbangan atmosfer.
Secara keseluruhan, gangguan besar pada polar vortex dan pergeserannya dari Kutub Utara menuju Eropa pada Maret 2025 menyoroti kompleksitas sistem atmosfer bumi dan interaksinya dengan perubahan iklim.
Fenomena ini sekaligus menunjukkan pentingnya pemantauan dan penelitian berkelanjutan untuk memahami dan memprediksi pola cuaca ekstrem di masa depan.
Berikan Komentar