Jakarta, GayaTekno.id – Perusahan farmasi Takeda bersama Pemerintah Indonesia dan pihak terkait terus berupaya mengedukasi masyarakat Indonesia tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui website dan sosial media Cegahdbd serta kampanye #JentikJari.
Melalui website tersebut, Takada memberikan informasi cara mencegah terjadinya DBD seperti vaksin DBD, 3M plus dan banyak lagi.
“Kami di Takeda terus berusaha melawan demam berdarah melalui pendekatan yang
menyeluruh yang melengkapi upaya pemerintah untuk mencapai tujuan Nol Kematian Akibat DBD pada Tahun 2030 mendatang,” ungkap Dr. Choo Beng Goh, Head of Medical Affairs APAC, Takeda disela acara Diskusi “Membuka Jalan Menuju Pencegahan Inovatif Terhadap Demam Berdarah Dengue” di Pacific Place, SCBD, Jakarta, Minggu (5/2/2023).
Untuk itu, lanjut Dr. Choo, pihaknya berinisiatif menciptakan akses terhadap vaksin yang dibuat Takeda bagi masyarakat luas melalui kerja sama dengan tenaga kesehatan dan juga institusi terkait.
Menurut Dr. Choo, semua yang dilakukan pihaknya tersebut bertujuan untuk membantu membangun kemitraan dengan Pemerintah dan stakeholder terkait guna mendukung program imunisasi nasional kedepannya.
“Selain itu, kami terus mendukung edukasi pada tenaga kesehatan garda terdepan dalam hal pencegahan, deteksi, dan penanganan penyakit DBD,” tambahnya.
Pencegahan dan penanganan DBD memang sangat diperlukan oleh semua pihak, termasuk Takeda. Karena mengacu pada laporan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, di tahun 2022, jumlah kumulatif kasus demam berdarah sebanyak 142.294 kasus dengan angka kematian sebanyak 1.117.
Angka tersebut hampir dua kali lipat dibandingkan dengan jumlah kasus pada tahun sebelumnya (2021) sebanyak 73.518 dengan 705 kematian.
Selain Takeda, Pemerintah Indonesia berkomitmen dalam rangka melawan demam berdarah melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 dengan target ambisius meraih nol kematian akibat demam berdarah (Zero Dengue Death) pada tahun 2030 mendatang.
“Kami menargetkan angka kasus demam berdarah yaitu kurang dari 49 per 100.000 penduduk pada 2024, dan akan menuju 0 kasus kematian pada 2030. Ini tentunya bisa diwujudkan melalui upaya promotif dan preventif. Sejumlah kegiatan yang terus kami lakukan antara lain adalah peningkatan kesadaran, pencegahan vektor dan tentunya mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti vaksinasi,” tutup dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Direktorat Jenderal P2P, Kementerian Kesehatan RI pada acara yang sama.
(Donnie Pratama)
Berikan Komentar