Jakarta, GayaTekno.id – Di tengah ancaman siber yang semakin kompleks, Indonesia mengambil langkah strategis melalui kolaborasi antara Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Cisco, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Komdigi).
Inisiatif ini bertujuan membangun ekosistem talenta keamanan siber berdaya saing global, dengan mengintegrasikan modul pelatihan lanjutan dari Cisco ke dalam program pelatihan digital IDCamp milik Indosat.
Target besarnya: mencetak 1 juta profesional keamanan siber bersertifikasi internasional untuk memperkuat pertahanan digital nasional.
Sejak diluncurkan, IDCamp telah berhasil melatih hampir 300.000 talenta digital di berbagai bidang teknologi seperti cloud computing, AI, dan IoT.
Kini, program tersebut melangkah lebih jauh dengan menghadirkan kurikulum khusus keamanan siber yang dirancang Cisco.
Peserta tidak hanya mendapatkan keterampilan teknis mutakhir, tetapi juga berkesempatan meraih sertifikasi global seperti Cisco Certified CyberOps Associate dan Cisco DevNet Associate.
“Lulusan program ini akan menjadi garda terdepan dalam melindungi ekosistem digital Indonesia, mulai dari sektor pemerintahan, bisnis, hingga infrastruktur kritis yang rentan serangan siber,” ujar Vikram Sinha, Direktur Utama Indosat Ooredoo Hutchison dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (7/3/2025).
Kolaborasi ini muncul di saat kebutuhan akan profesional siber kian mendesak. Menurut Cisco Cybersecurity Readiness Index 2023, 97% perusahaan di dunia menghadapi kekurangan talenta siber, sementara 59% di antaranya bahkan belum memiliki tim khusus di bidang ini.
Padahal, ancaman seperti ransomware, phishing, dan kebocoran data terus meningkat seiring percepatan transformasi digital.
“Ketahanan digital Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan infrastruktur canggih. SDM yang mumpuni adalah kunci,” tegas Vikram.
Hal ini sejalan dengan visi pemerintah, seperti disampaikan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Angga Raka Prabowo.
“Kami apresiasi inisiatif swasta yang selaras dengan upaya pemerintah menciptakan ekosistem digital aman. Kolaborasi seperti ini mempercepat terwujudnya Indonesia Digital Vision,” ujar Angga.
Sebagai mitra strategis, Cisco menyediakan modul pelatihan berbasis skenario nyata, seperti deteksi ancaman, manajemen risiko, dan perlindungan infrastruktur kritis.
Dave West, Presiden Cisco untuk Asia Pasifik, menekankan bahwa sertifikasi dari Cisco diakui secara global.
“Ini membuka pintu bagi talenta Indonesia untuk berkarier di level internasional sekaligus memperkuat daya saing negara,” ujarnya.
Program ini tidak hanya fokus pada pelatihan teknis, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi digital.
Dengan adanya 1 juta profesional siber, Indonesia diharapkan mampu mengurangi kerugian ekonomi akibat serangan siber yang diprediksi mencapai Rp 3.000 triliun secara global pada 2025 (Badranaya Cybersecurity Report).
Komdigi akan memberikan pendampingan strategis untuk memastikan kurikulum tetap relevan dengan kebutuhan industri.
“Kami ingin ekosistem siber Indonesia tidak hanya tangguh, tetapi juga menjadi motor inovasi,” tambah Angga.
Kolaborasi Indosat, Cisco, dan Komdigi menjadi bukti komitmen multipihak dalam membangun masa depan digital Indonesia.
Bagi generasi muda, program ini adalah kesempatan emas untuk menguasai bidang yang sedang booming secara global. Bagi negara, ini adalah investasi jangka panjang untuk menjadi pemain utama di peta teknologi dunia.
Berikan Komentar