GayaTekno.id – Akal bulus para penjahat siber semakin berbahaya. Pasalnya, mereka bisa membuat bot deepfake untuk memanipulasi foto orang di media sosial agar terlihat tanpa busana.
Menurut laporan New York Post pada Kamis (22/10/2020), bot deepfake terbaru telah menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat foto wanita telanjang di aplikasi perpesanan Telegram.
Pakar keamanan Sensity mengumumkan penelitian tersebut pada hari Selasa lalu, dan mencatat bahwa bot tersebut memungkinkan pengguna bot ini untuk menelanjangi gambar wanita secara realistis.
Secara teknis, deepfake menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin untuk membuat klip palsu, tetapi tampak realistis.
“Hari ini kami mengumumkan temuan penyelidikan baru. Awal tahun ini kami menemukan bot deepfake baru di Telegram, sebuah evolusi dari DeepNude yang terkenal dari tahun 2019, yang menelanjangi setidaknya 100.000 wanita tanpa sepengetahuan mereka,” tulis Sensity.
Para peneliti menjelaskan bahwa untuk membuat foto tanpa busana, pengguna bot deepfake mengunggah foto orang yang menjadi sasaran ke bot. Mereka kemudian menerima gambar yang diproses setelah apa yang digambarkan sebagai proses ‘generasi instan’.
Sensity mengatakan bahwa setidaknya ada 104.852 wanita yang telah menjadi target dan gambar pribadinya yang dilucuti seakan tampil tanpa busana. Sialnya, gambar vulgar tersebut disebarkan pelaku ke publik pada akhir Juli 2020.
“Jumlah gambar ini tumbuh 198 persen dalam 3 bulan terakhir hingga Juli,” jelas Sensity, dalam sebuah pernyataan.
Sekitar 70 persen dari target adalah individu pribadi yang fotonya diambil dari akun media sosial atau materi pribadi, menurut para peneliti. Bahkan, beberapa target tampaknya di bawah umur.
Bahkan dalam beberapa kasus, bot deepfake bisa diimplementasikan ke dalam video. Misalnya pada tahun 2019 lalu, Ketua Parlemen AS Nancy Pelosi, dimanipulasi oknum tertentu untuk menggambarkan dirinya sebagai pemabuk, sehingga memicu kemarahan publik.
Sementara itu, para ilmuwan di Massasuchetts Institute of Technology (MIT) juga menyoroti bahaya yang ditimbulkan oleh deepfake dengan memanipulasi video dan audio secara digital untuk membuat deepfake menyeramkan dari Presiden Nixon yang “menyampaikan” pidato yang akan digunakan jika terjadi bencana Apollo 11.
Berikan Komentar