Canggih, Surya Satellite-1 Bisa Kirim SMS Gratis Tanpa BTS

Pelepasan Surya Satellite-1

Jakarta, GayaTekno.id – Proyek Surya Satellite-1 (SS-1) yang baru saja lepas dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS) untuk menuju orbit ternyata membawa fitur yang canggih.

Perlu diketahui terlebih dahulu, Satelit SS-1 dikembangkan oleh tujuh orang mahasiswa (saat ini sudah alumni) dari Surya University aitu Hery Steven Mindarno, Setra Yoman Prahyang, M. Zulfa Dhiyaulfaq, Suhandinata, Afiq Herdika Sulistya, Roberto Gunawan, dan Correy Ananta Adhilaksma.

Misi utama dari Proyek SS-1 adalah APRS (Automatic Package Radio System) untuk kebutuhan Radio Amatir (ORARI) dan juga dapat difungsikan untuk komunikasi dan deteksi kebencanaan.

Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Robertus Heru Triharjanto mengatakan bahwa Surya Satellite-1 (SS-1) yang resmi diluncurkan hari ini memiliki dua misi. Misi pertama untuk mengirimkan pesan singkat alias SMS melalui satelit.

“Jadi SMS nya tidak perlu menggunakan BTS, baik di tengah laut, atau di atas gunung bisa kirim SMS gratis. Sama satu lagi untuk radio communication. Namun, radio communication biasanya terbatas. Misalnya kalau ada 1 orang ngomong, yang lain harus giliran, kalau SMS bisa banyak. Jadi ini seperti SMS server tapi di atas,” tutur Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Robertus Heru Triharjanto di Gedung BJ Habibie, BRIN, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (06/01/2023).

Heru melanjutkan, skema pengiriman SMS yang saat ini dipakai adalah frekuensi amatir, sehingga pemakainya merupakan non komersial.

“Ini untuk teknologi proofing, menyatakan kalau mereka sudah bisa develop teknologi ini di dalam negeri. Kalau aplikasi ke depannya, SMS ini yang kirim bukan orang, tapi alat, sensor bisa kirim SMS. Misalnya sensor gempa, sensor tsunami, sensor volcano, asset tracking bisa taruh di atas container nanti kita bisa track container kita ada di mana,” jelas Heru.

Jadi, ditekankan Heru kalau pesan singkat dalam misi Satelit SS-1 ini bukan SMS yang biasa digunakan oleh para pengguna smartphone.

“Tidak menutup kemungkinan, kedepannya SMS ini akan dikomersialkan potensinya ke depan. Tapi mereka harus shift ke frekuensi komersial, tidak boleh pakai frekuensi amatir,” papar Heru.

Menurut Heru, pemanfaatan frekuensi amatir ini bisa diimplementasikan dalam penanganan bencana.

“Jadi untuk semua sensor bencana bisa, untuk support komunikasi di daerah juga bencana bisa,” tandas Heru.

(Donnie Pratama)

Tivan Rahmat
The advance of technology is based on making it fit in so that you don't really even notice it, so it's part of everyday life