Jakarta, GayaTekno.id – Twitter resmi merilis layanan notifikasi khusus #ThereisHelp untuk mitigasi bencana alam di Indonesia.
Layanan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Twitter untuk memberikan informasi akurat serta menghubungkan orang-orang dengan sumber bantuan yang tepat saat masa darurat dan krisis berlangsung.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, Twitter bermitra dengan BNPB Indonesia dan Peta Bencana. Setelah fitur ini diluncurkan, ketika pengguna mencari informasi di bagian “Explore” Twitter menggunakan kata kunci terkait bencana alam, mereka akan menerima notifikasi yang berisi akses ke informasi kredibel dan bantuan dari mitra Twitter.
Agar bisa diakses oleh semua pengguna mobile, notifikasi ini telah tersedia di aplikasi Android, iOS, atau melalui twitter.com.
“Misi utama Twitter dalam meluncurkan layanan notifikasi #ThereIsHelp ini adalah untuk membantu mempersingkat waktu pencarian dan menyediakan akses ke informasi kredibel dengan tepat waktu dari mitra-mitra kami bagi mereka yang membutuhkan. Melalui kemitraan bersama BNPB Indonesia dan Peta Bencana, kami berharap layanan notifikasi ini dapat menjadi sarana untuk membantu masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan non-pemerintah di Indonesia dalam menavigasi cuaca ekstrem yang diakibatkan oleh musim hujan serta bencana alam lainnya,” ujar Monrawee Ampolpittayanant, Head of Public Policy and Philanthropy, Southeast Asia at Twitter.
Sedangka menurut catatan BNPB, Indonesia merupakan salah satu negara dengan kejadian bencana paling banyak di dunia. Di tahun ini, hingga bulan Oktober telah terjadi 2.956 kejadian bencana.
Menyikapi hal tersebut, dibutuhkan upaya kesiapsiagaan tidak hanya dari pemerintah, tapi juga dari masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media massa atau yang sering disebut Pentahelix. Setiap tahunnya, BNPB memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana di bulan April dan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang baru saja dilaksanakan bulan Oktober lalu.
“Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk menjaga komitmen bersama dalam mengurangi risiko bencana. Adanya kerja sama dengan Twitter merupakan salah satu bentuk implementasi komitmen tersebut, dan diharapkan dapat membangun kesadaran akan pentingnya informasi resmi dalam keadaan pra bencana, tanggap darurat, dan pasca bencana,” sambung Abdul Muhari, Ph.D selaku Plt. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
Kurangi Risiko Terdampak Bencana Alam
Di sisi lain, Direktur Yayasan Peta Bencana Nashin Mahtani mengatakan bahwa saat ini, cuaca ekstrem makin sering terjadi dan mengkhawatirkan, sehingga penting bagi semua masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam upaya-upaya pengurangan dampak bencana alam dan pemulihan.
“Informasi adalah sumber daya terpenting saat terjadinya bencana alam dan media sosial memiliki potensi yang signifikan dalam kapasitasnya untuk menjangkau ratusan juta orang secara instan,” ungkap Nashin.
Untungnya, platform PetaBencana.id memetakan bencana alam secara real-time melalui laporan masyarakat luas di media sosial, mengubah media sosial menjadi sistem koordinasi informasi yang mampu memberikan keamanan bagi masyarakat Indonesia, serta berpartisipasi dalam upaya bersama dalam menghadapi bencana alam.
“Kami bangga dan menyambut baik inisiatif #ThereIsHelp dengan Twitter untuk penanggulangan bencana alam melalui informasi yang kredibel bagi semua masyarakat Indonesia. Kami juga berharap masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi bersama dalam gotong-royong digital untuk mengurangi resiko akibat bencana alam,” tandasnya.
Sebagai bagian dari komitmen Twitter untuk mendukung kesiapan dalam menghadapi bencana alam, masyarakat dapat mengikuti Daftar Twitter @TwitterID. Daftar tersebut terdiri dari daftar akun Twitter resmi organisasi atau lembaga di Indonesia yang berfokus pada keadaan darurat dan bencana alam.
Layanan notifikasi #ThereIsHelp di Twitter menyediakan bantuan dengan tepat waktu saat dan di mana hal tersebut diperlukan. Hingga hari ini, Twitter telah meluncurkan lebih dari 330 layanan notifikasi #ThereIsHelp dalam 45 bahasa yang tersedia di 107 negara dengan jangkauan isu yang luas; termasuk kebebasan berekspresi di Thailand yang telah diperluas ke Indonesia, Malaysia, dan Filipina, kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri, vaksinasi, eksploitasi seksual anak, COVID-19, kejahatan berbasis gender, HIV, dan respon bencana.
