Surakarta Jadi Kota Percontohan Grab OVO PATRIOT

Grab OVO PATRIOT

GayaTekno.id – Guna mendukung Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Grab bersama OVO meluncurkan PATRIOT (Program Akselerasi Transaksi Online Pemerintah).

Meluncur di kota Surakarta, Grab OVO PATRIOT melingkupi beberapa inisiatif dari kedua perusahaan tersebut yang bertujuan untuk memperluas pemanfaatan teknologi untuk transaksi online, baik dari sektor ritel maupun pemerintah.

Grab OVO PATRIOT berkomitmen mendorong percepatan dan perluasan digitalisasi daerah melalui tiga elemen besar, yaitu digitalisasi pasar untuk memudahkan pedagang dalam menjalankan usaha, Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETP) untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan mendukung Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka menyambut baik inisiatif pembayaran secara cashless karena tidak hanya memudahkan penjual dan pembeli, tetapi juga bagi para kepala dinas. Pencapaian pemerintah menjadi meningkat.

Walikota surakarta gibran

“Sudah ada 44 pasar tradisional yang kami siapkan untuk onboarding termasuk diantaranya Pasar Legi dan Purwasari,” jelas putra sulung Jokowi tersebut pada Kamis (21/10/2021).

Sementara itu, Menteri Perdagangan RepubIik Indonesia, Muhammad Lutfi menyambut baik inisiatif Grab OVO PATRIOT yang membantu pedagang pasar masuk dalam ekosistem digital.

“Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk memprioritaskan akselerasi dan transformasi digital di sektor perdagangan. Beberapa program sudah mulai berjalan, mulai dari membantu para UMKM untuk onboarding ke platform digital, program digitalisasi di pasar rakyat hingga penataan kebijakan e-commerce yang berkeadilan,” jelas Lutfi.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan RepubIik Indonesia Sri Mulyani yang hadir secara virtual menilai bahwa langkah perusahaan teknologi seperti Grab dan OVO untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Penerimaan Negara merupakan wujud patriotik kolaborasi antara pemerintah dan swasta dalam pemulihan ekonomi nasional.

“Penerapan transaksi non tunai yang dilakukan di 12 daerah dapat meningkatkan pendapatan asli daerah rata-rata hingga 11,1% bahkan di kota Surakarta melalui inovasi online pembayaran pajak solo destination PAD nya meningkat sebesar 16% atau 118 miliar dalam waktu 3 tahun. Ini tentu merupakan pencapaian yang sangat baik dan tentu bisa ditiru oleh daerah-daerah lain,” ujar Sri Mulyani.

Hingga saat ini, digitalisasi Pasar di Solo saat ini terdiri dari empat zona pasar dan UMKM Solo, yaitu Pasar Gede, Pasar Nusukan – Pasar Gilingan, Pasar Jongke – Pasar Kembang, dan Pasar Kliwon.

Grab bersama OVO melakukan edukasi dan adopsi platform digital (onboarding) pedagang pasar ke dalam ekosistem digital dan metode pembayaran QRIS. Setelah bergabung dengan ekosistem Grab dan OVO, para pedagang pasar mendapatkan insentif dana bergulir sebagai fasilitas penyelesaian transaksi di hari yang sama.

Selain itu, untuk mendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penerimaan negara, OVO telah menyediakan layanan pembayaran online bagi PDAM, PLN, BPJS dan Pajak Bumi dan Bangunan di 109 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.

OVO juga telah mendapatkan izin sebagai Lembaga Persepsi Lainnya (LPL) dan saat ini telah mencapai tahap akhir (90 persen) pengembangan, sebelum resmi diluncurkan bersama Kementerian Keuangan RI.

“Surakarta menjadi kota percontohan bagaimana pemerintah daerah memanfaatkan teknologi dalam Elektronifikasi Transaksi Pemda (ETP). Untuk itu OVO telah menjalin kerja sama dengan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dalam menyediakan layanan pembayaran PBB di kota Surakarta,” papar Karaniya Dharmasaputra, Presiden Direktur OVO.

Seandainya program ini berjalan mulus, kata Karaniya, OVO bersama Grab akan menyediakan layanan pembayaran pajak dan retribusi lainnya yang akan mendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penerimaan negara, seperti pajak kendaraan, retribusi pasar, retribusi parkir, Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), hingga pembayaran biaya pembuatan paspor.

Tivan Rahmat
The advance of technology is based on making it fit in so that you don't really even notice it, so it's part of everyday life