Jakarta, GayaTekno.id – International Monetary Fund memprediksi kemungkinan resesi di sejumlah negara yang disebabkan oleh penurunan pertumbuhan ekonomi global di tahun 2023 menjadi 2,7%.
Meskipun kondisi ekonomi masih tidak menentu, Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara menegaskan bahwa daya beli Indonesia saat ini masih terjaga di tengah ancaman inflasi.
Pasalnya, mobilitas masyarakat memicu peningkatan pertumbuhan kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia di Q3 tahun 2022 berhasil mencapai 5,7%.
Suahasil juga menghimbau bahwa optimisme serta kewaspadaan menjadi modal masyarakat Indonesia menghadapi ketidakpastian global.
Selaras dengan pernyataan Wamenkeu, Head of Public Policy and Stakeholder Engagement Pluang Gusti Kahari menilai bahwa pemulihan ekonomi bisa didorong dengan berkolaborasi dalam peningkatan program literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.
Berbicara soal investasi, dinamika makro ekonomi yang diprediksi akan terus volatil sebelumnya merupakan satu dari segala jenis faktor penentu pengalaman berinvestasi.
Dinamika inflasi global yang berimplikasi pada meningkatnya suku bunga AS dan outflow capital besar-besaran pada aset investasi berisiko tinggi patutnya menjadi pengingat bahwa investasi di tahun 2023 perlu upaya navigasi portofolio.
“Pembatasan sosial di masa pandemi dan krisis ekonomi yang dialami mendorong masyarakat berusaha mencari alternatif pendapatan pasif dan meningkatkan kapasitas pengetahuan keuangannya. Pluang sebagai platform investasi multi-aset tentunya terus berkomitmen menjadi kanal penyedia konten edukasi keuangan guna memperluas cakupan literasi dan inklusi keuangan, yang harapannya dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional,” tutup Gusti.
Berikan Komentar