YandexART, Teknologi AI Untuk Gambar dan Animasi Industri Kreatif

YandexART

Jakarta, GayaTekno.id – Penggunaan teknologi Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam dunia bisnis semakin meningkat.

Hal ini tercatat dalam laporan survei McKinsey, The State of AI in 2022. Pada survei tersebut, mayoritas responden sudah mengadopsi AI dalam setidaknya satu unit bisnis mereka.

Adapun kecerdasan buatan yang digunakan umumnya untuk optimasi kegiatan operasional, merancang produk baru, analisis layanan pelanggan, dan masih banyak lagi.

Menanggapi tren tersebut, Yandex telah meluncurkan Yandex Jaringan Neural AI Rendering Technology yang disingkat YandexART, sebuah AI yang menggunakan perintah teks untuk menghasilkan gambar dan animasi.

Jaringan ini terintegrasi dalam aplikasi Shedevrum dan akan segera tersedia di berbagai layanan Yandex lainnya. Proyek tersebut didukung oleh Jaringan Neural yang dirilis oleh Yandex pada tahun 2022.

YandexART mampu menghasilkan gambar dan animasi dengan difusi kaskade. Pertama-tama, Jaringan Neural akan membuat gambar dan bingkai berdasarkan perintah teks pengguna kemudian secara bertahap meningkatkan resolusi gambar serta menambah detailnya.

Grafik dari model difusi Shedevrum generasi sebelumnya dibandingkan dengan grafik dari model YandexART lebih realistis dan detail hingga memberikan hasil evaluasi internal yang lebih baik pada 60% kasus.

Untuk meningkatkan kualitas produksi, Yandex memperluas kumpulan data pelatihan sebanyak 1,5 kali lipat menjadi mencapai 330 juta gambar beserta deskripsi teks-nya.

Selain itu juga dilengkapi tiga mode filter untuk menampilkan gambar paling estetis serta algoritma pengenalan teks baru guna membantu jaringan neural memahami apa yang diinginkan pengguna.

Jaringan neural terbaru ini dapat merender wajah, mata serta tangan sehingga mampu membuat potret-potret sangat realistis sementara memiliki pemahaman budaya tertentu seperti tempat-tempat populer maupun tokoh penting dari seluruh dunia termasuk karakter kartun ataupun dongeng.

Alexander Popovskiy, VP Strategy di Yandex berkata bahwa dengan hadirnya YandarART, perusahaan berharap agar para pelajar atau profesional fokus industri kreatif dapat menciptakan ide-ide brilian bahkan bisa merealisasikan ide-ide paling berani karena generasi tinggi kualitas-produksi.

Perlu ditegaskan, meskipun jaringan neuron sering digunakan bidang entertainment dan kreatif namun nyatanya serba guna dipakai di segala bidang seperti contohnya kerjasama antara Higher School of Economics.

Bersama Yandex, kemitraan ini menyediakan prediksi bencana alam menggunakan jaring saraf mutakhir karena memprediksi suhu rata-rata zona Samudera Pasifik sehingga dapat membantu mitigasi awal guna mengantisipasi banjir, kebakaran hutan, gagal panen ataupun kekeringan.

Model baru ini tak hanya bisa mendeteksi El Niño tetapi juga bisa memperpanjang periode perkiraannya sampai kurang lebih satu setengah tahun ke depan.

Sekadar informasi, Indonesia merupakan salah satu negara yang secara rutin terkena dampak El Nino dimana daerah-daerah tertentu menjadi sangat panas, kering, dan memicu gagal panen serta kebakaran hutan.

“Jaringan Neuron berkembang sangat cepat dan berdampak bagi komunitas lokal maka kita ingin menjadikan hal tersebut benar-benar berguna dan relevan,” tambah Popovskiy.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia melalui Kemenkominfo melakukan antisipiasi atas dampak-dampak buruk AI melalui Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial mulai periode waktu antara tahun 2020-2045 sesuai peningkatan penggunaa Artificial Intelligence (AI).

Dalam Peraturuan Menteri Kominfo No. 3 Tahun 2021, Kemenkominfo pun mengatur soal Klasifikasi Baku Lapangan Industri Aktivitas Pemrogramman Berbasis Al sementara sedang menyiapkan Pedoman Etika Pemanfaatan AI Di Indonesia.

Tivan Rahmat
The advance of technology is based on making it fit in so that you don't really even notice it, so it's part of everyday life