Review Film Cobweb, Teror Dibalik Imajinasi Anak

review film Cobweb

Jakarta, GayaTekno.id – Cukup beruntung bagi kalian para penggemar film horor, karena tak pernah habis dari pasokan tayangan terbaru.

Salah satunya film Cobweb yang sudah tayang di bioskop Indonesia. Meski baru datang ke tanah air, film Cobweb sebenarnya telah tayang terlebih dahulu di Amerika Serikat pada 21 Juli 2023 lalu.

Dengan latar tempat di suatu rumah tua yang memberikan kesan Horror dan di suatu sekolahan dengan lingkungan yang penuh dengan bullying pada Petter (pemeran utama).

Sebelum membahas lebih jauh review film Cobweb, perlu diketahui bahwa alur cerita film Cobweb memang dibuat mengikuti jalan pikiran seorang anak.

Maka di sepanjang film, penonton mungkin akan bertanya-tanya apakah Peter (diperankan oleh Woody Norman), seorang anak berusia 8 tahun benar-benar mendengar suara seorang gadis kecil di dinding kamarnya di malam hari, atau apakah itu hanya imajinasi berlebihan.

Meski dibalut nuansa horor, penonton juga diajak mendalami sisi emosional dan psikologis yang dirasakan oleh sang anak.

Perlahan tapi pasti, imajinasi Peter benar-benar menjadi kenyataan. Sosok yang selalu mengetuk dibalik dinding memang benar adanya.

Sampai pada akhirnya Peter dihasut oleh sosok yang mengaku sebagai kakanya, untuk membuh kedua orang tuanya. Namun nahas hal itu sempat dicurigai oleh kedua orang tuanya.

Sialnya, rencana pembunuhan itu akhirnya bisa ia lakukan, dengan memberikan racun tikus pada sup hidangan malam halloween.

Akhirnya Peter mulai mengambil kunci untuk membuka pintu yang telah diberei tahu oleh makhluk gaib tersebut. Disinilah titik klimaks dari film Cobweb.

Film ini juga memadukan beberapa elemen dari film-film horor sebelumnya. Ada rumah tua, lorong rahasia, laba-laba, kebun labu yang membusuk, hingga mahluk misterius berambut panjang yang menambah nuansa mencekam dalam film.

review film Cobweb

Penulis skenario Cobweb, Chris Thomas Devlin yang sebelumnya sukses lewat Texas Chainsaw Massacre (2022) mampu menampilkan ide-ide cerdas, sehingga kengerian yang disajikan terasa segar dan mendalam.

Ritme kengerian dalam film ini diatur dengan pas, dan semakin meningkat menuju akhir film.

Sayangnya, review Cobweb diakhiri dengan ending film yang terkesan tanggung, membuat film berdurasi 88 menit ini berakhir seolah terlalu terburu-buru, serta tidak terlalu memberikan kesan akhir yang kuat.

Tivan Rahmat
The advance of technology is based on making it fit in so that you don't really even notice it, so it's part of everyday life