Review Film The Covenant, Keberanian Guy Ritchie Membongkar Aib Amerika Serikat

Review Film The Covenant

Jakarta, GayaTekno.id – Diantara film Hollywood bertema perang, sangat sedikit judul yang mengungkap makna selain aksi tembak menembak.

Maka dari itu, sutradara Guy Ritchie mempersembahkan sajian yang berbeda lewat film terbaru garapannya yang berjudul The Covenant.

Beruntung, tim redaksi GayaTekno.id berkesempatan untuk menyaksikan lebih awal film Hollywood terbaru itu dalam sebuah sesi screening. Apa saja yang dihadirkan sutradara kawakan yang sempat membesut film Sherlock Holmes tersebut? Temukan jawabannya dalam review film The Covenant berikut ini.

Alur Cerita Film The Covenant

Sinopsis

Secara keseluruhan, Guy Ritchie seakan membagi 123 menit durasi film Covenant ke dalam tiga babak. Sebagai pembuka, sinopsis film The Covenant menyuguhkan sekawanan militer Amerika Serikat yang diberi tugas untuk membasmi kelompok Taliban di Afghanistan, menyusul balasan AS atas tragedi 11 September.

Singkat cerita, ada sebuah tim militer AS yang dipimpin Sersan John Kinley (Jake Gyllenhaal). Ia diberi mandat untuk membongkar markas Taliban yang dijadikan tempat untuk merakit bom.

Dalam melakukan investigasi, ia memilih Ahmed (Dar Salim), mantan pengedar narkoba yang kini beralih profesi sebagai penerjemah bahasa. Berkat bantuan sang translator, Kinley akhirnya berhasil menemukan lokasi perakitan bom Taliban.

Sialnya, penggrebekan markas Taliban tersebut tidak berjalan mulus. Meski pada akhirnya berhasil menghancurkan pabrik perakitan bom, Kinley harus kehilangan seluruh pasukannya akibat aksi tembak menembak melawan komplotan Taliban.

Sutradara Film The Covenant

Setelah melewati baku tembak yang sengit, pasukan Amerika Serikat yang tersisa hanyalah Kinley dan Ahmed. Keduanya menjadi buronan Taliban, sehingga prioritas Kinley dan Ahmed hanyalah bertahan hidup.

Selama proses survival, kecerdikan Guy Ritchie dalam meramu alur cerita The Covenant patut diacungi jempol. Ia tak menampilkan kedigdayaan Amerika Serikat sebagai negara adikuasa.

Di masa pelarian, Kinley yang merupakan seorang sersan tentara militer AS, nyaris kehilangan nyawa. Beruntung, nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi Ahmed mengharuskan dirinya menyelamatkan sang tentara, meskipun tanah kelahirannya diinvasi Negeri Paman Sam. Alhasil, keduanya berhasil selamat.

Menariknya, upaya Ahmed dalam menyelamatkan nyawa Kinley bukanlah klimaks dalam film The Covenant. Pasalnya, Guy Ritchie masih menyiapkan kartu As pada babak akhir film ini.

Berbeda dengan film Hollywood lainnya yang menempatkan AS sebagai negara yang paripurna, sang sutradara justru membongkar borok sistem birokrasi pemerintah AS yang tidak menepati janjinya terhadap Ahmed. Seharusnya, Ahmed beserta keluarganya diganjar visa dan diberikan suaka untuk pindah kewarganegaraan. Akan tetapi, pemerintah AS meningkarinya.

Tak terima dengan perlakuan pemerintah AS, Kinley yang merasa ‘dikutuk’ karena belum melunasi janjinya kepada Ahmed nekat kembali ke Afghanistan untuk membawa Ahmed dan keluarga ke Amerika Serikat.

Nah, apakah upaya Kinley berhasil? Untuk mengetahui ending film The Covenant, silakan saksikan saja filmnya yang sudah tayang di bioskop kesayangan kamu.

Sinopsis Film The Covenant

Ulasan dan Kesimpulan

Formula antimainstream yang disajikan Guy Ritchie dalam film The Covenant membuka cakrawala baru tentang makna lain dari sebuah film bertema perang.

Ia berani menampilkan sisi minor dari Amerika Serikat yang katanya merupakan negara adikuasa, plus memberikan banyak pesan moral dari ikatan antara Kinley dan Ahmed, terutama soal komitmen, kepercayaan, hingga balas budi.

Hal menarik lainnya yang terdapat dalam film ini adalah keberanian Guy Ritchie dalam menguliti kultur dan budaya orang Afghanistan. Berbeda dengan opini global yang menyudutkan negara tersebut, sang sutradara justru memperlihatkan kerukunan dan keramahan kaum Muslim di Afghanistan. Adapun tentang Taliban, itu bukan bagian dari sosok Muslim yang sebenarnya.

Selain itu, totalitas akting Jake Gyllenhaal dan Dar Salim juga meninggalkan kesan tersendiri. Meski dialog diantara keduanya terbilang minim, namun gestur dan sikap kedua karakter ini begitu patut dijunjung tinggi.

Rasanya, tidak salah apabila film The Covenant layak mendapatkan penghargaan bergengsi pada tahun ini.

Tivan Rahmat
The advance of technology is based on making it fit in so that you don't really even notice it, so it's part of everyday life