Melacak Jejak Ras Melanesia di Indonesia

Asal usul melanesia
Foto: Kemdikbud

Jakarta, GayaTekno.id – Letak geografis Indonesia yang tersusun atas ribuan pulau membawa berkah tersendiri bagi keanekaragaman etnis dan budaya bangsa.  Maka, filosofi Bhinneka Tunggal Ika tepat untuk menggambarkan pluralisme yang ada di Nusantara.

Bicara tentang pluralisme di Indonesia tentunya tidak terlepas dari etnis atau ras yang tersebar di penjuru Tanah Air, termasuk ras Melanesia.

Yap, Melanesia menjadi fokus penelitian yang dirangkum dalam sebuah buku keluaran Direktorat Jenderal Kebudayaan Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lantas, dari mana asal usul Melanesia? Atau di mana saja penyebaran ras Melanesia di Indonesia? Temukan jawabannya dalam paragraf berikutnya.

Asal Usul Melanesia

Dalam buku berjudul ‘The Melanesian Diaspora in Indonesia’, Kemdikbud melacak asal usul penduduk yang hidup dan tinggal di wilayah Indonesia.

Dari tata bahasa, ras Melanesia, yang juga disebut Melanesoid, diambil dari bahasa Yunani melano (gelap) dan soid (penampilan). Artinya, ras Melanesia digambarkan sebagai orang yang memiliki perawakan gelap. Dari situ saja, kamu mungkin sudah bisa mengerucutkan penelusuran mengenai ciri-ciri orang Melanesia.

Masih dari buku yang sama, Melanesia diperkirakan datang ke Indonesia pada 70.000 tahun sebelum Masehi, atau di penghujung zaman es.

Sementara itu, Profesor Harry Truman Simanjuntak seorang Arkeolog senior dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional mengatakan ras Melanesia mendominasi Indonesia hingga 80 persen.

Sejak ribuan tahun lalu, Harry mengatakan bahwa sudah ada interaksi di antara ras Melanesia, jika dilihat dari peninggalan-peninggalan atau bukti-bukti arkeologi.

Peninggalan ras Melanesia di Papua Nugini menyebar hingga Maluku, Maluku Utara, dan wilayah di sekitar itu. Menurut Harry, perkembangan ras Melanesia di Australia sudah ada dan berkembang sejak 50.000-60.000 tahun lalu.

Bukti adanya ras Melanesia di Papua sudah ditemukan buktinya sejak 45.000 tahun lalu. Sementara di Indonesia, bukti peninggalan sejarahnya pun sudah ditemukan sejak 45.000-50.000 tahun lalu.

Kemudian sejak sekitar paruh kedua Pleistosin Atas, dimulailah dinamika kehidupan populasi Melanesia di Nusantara dan kawasan Pasifik.

Kehidupan terus berlangsung, hingga berakhirnya zaman es pada ca. 12.000 BP yang menyebabkan kenaikan permukaan laut dan memperluas penyebaran populasi dan geografi hunian.

Akibatnya, sebagian ras Melanesia yang bermigrasi dari Asia ke Oceania, tepatnya ke wilayah Papua dan benua Australia, yang saat itu masih menjadi satu daratan.

Selain bermigrasi ke wilayah Papua dan Australia, bangsa Melanesoid juga menyebar ke beberapa wilayah, seperti Bismarck, Fiji, Solomon, Vanuatu, hingga Papua Nugini.

Sementara itu, Indonesia menjadi wilayah yang banyak didatangi oleh ras Melanesia. Ras Melanesia ini diperkirakan menempati wilayah Papua hingga 70 persen dari populasi manusia di sana. Sementara 30 persennya berada di Papua Nugini.

Migrasi dan persebaran ras ini juga dilakukan penduduk Yunnan ke Nusantara pada 2.000 tahun SM. Perkembangan ras Melanesia di Indonesia semakin beragam karena adanya percampuran dengan ras Melayu di Indonesia.

Percampuran ras ini menghasilkan keturunan Melanesoid-Melayu yang saat ini tinggal di wilayah seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

Budaya Ras Melanesia

Sebagaimana dikutip dari laman resmi Kemdikbud pada Selasa (5/7/2022), Melanesia di Nusantara dan kawasan Pasifik digolongkan oleh para ahli sebagai ras Australomelanesia.

Dengan ditemukannya ras Melanesia sekaligus memperkaya budaya pendahulu dengan pola hunian gua, pola mencari makan, pembaruan peralatan, pengembangan seni dan konsepsi kepercayaan.

Selanjutnya, kedatangaan Ras Mongoloid pada ca. 4.000 BP melalui jalur migrasi barat (Asia Tenggara) dan jalur timur (Taiwan) mengakibatkan interaksi antar-ras, percampuran budaya dan biologis.

Di sisi lain, pertemuan kedua ras ini menjadikan populasi Australomelanesia yang lebih dikenal dengan sebutan Melanesia, perlahan mulai bergeser ke wilayah timur Indonesia.

Hingga akhirnya, pada masa kemerdekaan, kedua ras yang mendiami Nusantara ini bersatu dalam NKRI dan menciptakan pertautan biologis dan kultural sampai saat ini.

Saat ini, bukti eksistensi ras Melanesia di Nusantara dapat ditelusuri melalui temuan-temuan yang memperlihatkan adanya kesamaan dan bahkan, beberapa tradisi yang menjadi khas Nusantara seperti “nginang” yang masih bertahan hingga sekarang.

Tivan Rahmat
The advance of technology is based on making it fit in so that you don't really even notice it, so it's part of everyday life