Menilik Kesetaraan Gender dan Kepuasan Kerja di E-Commerce

Riset kepuasan bekerja di ecommerce

GayaTekno.id – E-commerce sebagai industri relatif baru, karena baru menjajaki Asia tenggara sejak tahun 90-an.

Dinobatkan sebagai industri yang membantu percepatan ekonomi dalam dekade terakhir, sebenarnya bekerja di industri baru seperti e-commerce adakah perbedaan dari segi culture jika dibandingkan industri yang sudah terlebih dahulu ada?

Identik dengan tempat kerja para internet-savvy, bisa diprediksikan industri ini akan banyak dijajaki oleh Gen Z dan Milenial.

Lalu bagaimana gambaran etika kerjanya? Bisakah kita melihat keberagam gender di top-level manajemen mereka?

Perusahaan riset pasar Iprice Group mengumpulkan data untuk mengetahui tingkat kesetaraan gender dan kepuasan kerja dari tiga top perusahaan e-commerce di 7 negara Asia. Berikut adalah hasilnya.

Keberagaman Gender di Top-level Manajemen
Isu mengenai kesetaraan gender bagi wanita sudah menjadi topik yang selalu diperbincangkan sejak ratusan tahun lalu, awalnya hanya berupa hak untuk memilih atau berkontribusi suara dalam pemilu.

Hari ini, kita bisa melihat karir wanita sudah setara dengan pria di dunia kerja termasuk e-commerce.

Meskipun begitu, kesenjangan masih terjadi dikarenakan stigma bahwa wanita harus dirumah masih kental.

Diantara e-commerce di Asia, kita masih bisa melihat gap antara top-level manajemen terutama pada posisi C-level. Hanya 31% perempuan menduduki posisi C-level, sementara 69% lagi dipegang oleh pria.

Hasil yang sama juga terjadi pada posisi Vice President (VP), 62% dari posisi VP di e-commerce Asia diduduki oleh pria sedangkan wanita hanya mendapatkan persentase 38%.

Tetapi untuk posisi Senior Vice President (SVP), jaraknya tidak terlalu jauh. Wanita memegang share sebanyak 44% dan 56% untuk pria. Sama halnya untuk posisi Department Head 41% diduduki oleh wanita dan 59% lagi diduduki oleh pria.

Secara keseluruhan perbedaan rasio antara wanita dan pria di tempat kerja sebanyak 60-40% untuk posisi top-level manajemen.

Indonesia menjadi negara kedua terendah untuk wanita yang menduduki posisi top-level manajemen. Sebut saja Tokopedia, Bukalapak dan Blibli, 3 top e-commerce lokal ini semua posisi CEO diduduki oleh pria.

Di Indonesia hanya 36% dari top-level manajemennya diduduki oleh wanita, lalu ada Singapore yang bahkan hanya memiliki 35% wanita untuk posisi top-level di industri e-commerce.

Perbedaan gender di ecommerce

Rata-rata negara di Asia tenggara memiliki persentase dibawah 50% untuk wanita dalam posisi top-level di industri e-commerce penjabarannya adalah Malaysia (37%), Filipina (39%), Thailand (44%) dan Vietnam (46%).

Hong Kong memiliki persentase tertinggi, 55% top-level manajemen e-commerce di negara ini diduduki oleh wanita. Membandingkan 7 negara ini hanya Hong Kong yang memiliki jumlah persentase diatas 50%.

Indonesia memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi
Ternyata bekerja di e-commerce juga memberikan tingkat kepuasan yang di atas rata-rata.

E-commerce di Asia Tenggara memiliki rating dari 3-bintang ke 4.3 bintang dimana karyawan di e-commerce memberikan review mereka sebagai “would recommend” di glassdoor. Hal ini bisa diartikan e-commerce juga industri baru yang menjanjikan untuk meniti karir!

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari page Glassdoor, di Indonesia, e-commerce memiliki rating tertinggi hingga 4.3 bagi bagi tingkat kepuasan kerja mereka.

90% dari partisipan yang memberikan rating memilih akan merekomendasikan tempat kerjanya ke teman-teman mereka. Menariknya lagi 97% dari rating ini disetujui oleh CEO dari perusahaan yang direview.

Fakta unik lainnya walaupun rataan gaji bulanan untuk karyawan e-commerce di Indonesia bukan yang tertinggi yaitu sekitar USD $979 atau sekitar Rp 13 jutaan. Tetapi kita tetap menjadi karyawan paling happy dibanding 7 negara lainnya berdasarkan data ini.

Lalu ada negara filipina, mereka memberi rating 3 top e-commerce 3,8 bintang dan 76% dari mereka akan merekomendasikan perusahaan kepada teman. 87% dari review ini sudah disapprove oleh CEO masing-masing perusahaan e-commerce disana.

Ini cukup menarik karena Filipina juga sebagai salah satu gaji terendah yang tercatat (USD $ 588/ bln) di antara tujuh negara lainnya, tepat setelah Vietnam (USD $ 394/bln).

Tingkat kepuasan kerja di ecommerce

Singapura yang justru memiliki rataan penghasilan perbulan tertinggi yaitu (USD$3,116/bln) atau sekitar Rp 43 jutaan tercatat memiliki kepuasaan kerja terendah.

Dengan total rataan rating hanya sekitar 3 bintang dan hanya 53% mereka yang akan merekomendasikan perusahaan mereka ke temannya. Review juga hanya 66% yang diapprove oleh CEO dari masing-masing top e-commerce.

Kesimpulan

Industri e-commerce di Asia bisa menjanjikan hal baik untuk karir karyawannya. Tampaknya, industri muda ini memegang tinggi nilai karyawannya dan memperhatikan tingkat kepuasan di antara karyawannya.

Selain itu, industri ini tidak mendiskriminasi gender, mengingat total disparitas gender di antara peran level teratas tidak begitu lebar (60-40).

WeMasa depan tampaknya akan bisa lebih cerah di e-commerce, di mana terdapat lebih banyak empati dan lebih sedikit diskriminasi.

Feby Vebriani
Beberapa orang itu seperti mendung. Ketika mereka menghilang, suasana jadi lebih cerah.